Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggota DPR : Negara OKI Putuskan Hubungan Diplomatik Dengan Israel Jika Diplomasi Gagal

Rana Setiawan - Ahad, 6 Maret 2016 - 19:14 WIB

Ahad, 6 Maret 2016 - 19:14 WIB

377 Views

Sukamta, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI.(Foto: DPR)
Sukamta.(Foto: DPR)

Sukamta.(Foto: DPR)

Jakarta, 27 Jumadil Awwal 1437/6 Maret 2016 (MINA) – Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, mendorong sikap negara-negara Islam yang tergabung dalam OKI untuk memutuskan hubungan diplomatik terhadap Israel, jika diplomasi demi terwujudnya kemerdekaan Palestina terus menemui jalan buntu dan entitas Zionsi itu terus melanggar hukum internasional.

Dia mengatakan sikap ini harus tertuang dalam hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja sama Islam (OKI) Ke-5 yang sedang berlangsung Ahad (6/3) ini hingga Senin (7/3) besok.

“Saya sangat mendukung konferensi OKI yang ke-5 ini. Isu utama yang akan dibahas adalah soal Palestina. Saya harapkan ada solusi dan aksi yang konkret yang bisa kita lakukan bersama. Kalau perlu, dengan pertimbangan yang matang tentunya, negeri-negeri Arab dan Muslim lainnya sebaiknya memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel,” kata Sukamta kepada Mi’raj islamic News Agency (MINA), Ahad (6/3).

Anggota komisi DPR RI bidang pertahanan, luar negeri, dan intelijen itu juga mengatakan, sikap boikot diplomatik ini juga didasari oleh upaya PBB yang sepertinya tidak terlalu bisa diharapkan, karena resolusi DK PBB sering tidak digubris oleh Israel.

Baca Juga: VNL Putra 2025: Ukraina Redam Kebangkitan Jepang dalam 5 Set Menegangkan

Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera itu mendukung pernyataan Menlu Retno RI bahwa KTT OKI kali ini momen yang tepat untuk mengembalikan isu Palestina ke radar dunia dan mewujudkan persatuan antarfaksi di Palestina. Menurutnya, persoalan Palestina jangan terlupakan oleh apa pun.

“Konflik ISIS, Suriah, dan seterusnya seolah menenggelamkan isu persoalan Palestina. Ini momen yang tetap mengembalikan permasalahan Palestina pada perhatian dunia,” tegasnya.

Bagi umat Islam, tanah Palestina wajib kita perjuangkan karena di sana ada Baitul Maqdis atau Al-Quds yang di dalamnya terdapat Masjid Al-Aqsha yang merupakan kiblat pertama umat Islam dan tempat Isra’-nya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam.

Palestina bukan hanya milik bangsa Palestina saja, tapi milik umat Islam di seluruh dunia. Dia menceritakan bahwa
Ada seorang nenek yang memiliki sebidang tanah di dekat kompleks Baitul Maqdis, bangunannya sangat strategis karena menempel dengan Baitul Maqdis.

Baca Juga: Erupsi Ganda Gunung Semeru, Warga Diimbau Jauhi Besuk Kobokan

Israel menawar tanah dan rumahnya itu dengan harga sangat tinggi. Sang nenek tidak mau untuk menjualnya meski dengan harga 1 juta Dolar pun. Beliau hanya mau menjual tanah tersebut jika surat jual beli tanahnya ditandatangani langsung oleh pemiliknya. Lantas orang Israel bertanya siapa yang memiliki tanah itu? Bukankah si nenek tadi yang punya? Lalu sang nenek dengan tegas mengatakan bahwa umat Islam di seluruh dunialah yang memiliki tanah ini. Beliau baru mau menjualnya jika seluruh umat Islam yang berjumlah 1 miliar jiwa lebih datang ke Palestina untuk menandatangani surat jual belinya.

“Kisah nenek ini menjadi cambuk untuk kita bahwa jangan sampai persoalan Palestina terlupakan oleh apa pun juga,” imbuhnya.

“Bahkan ketika tempo hari bendera Palestina sudah berhasil berkibar di PBB, saya katakan jangan senang dulu, jangan terlena, karena perjuangan masih panjang. Faktanya, meskipun bendera Palestina sudah berkibar di PBB, agresi Israel di Palestina tetap saja berlangsung, bahkan semakin menjadi-jadi. Pembunuhan masih menjadi pemandangan sehari-hari. Seolah berkibarnya bendera tadi tidak berarti apa-apa,” tambahnya.

KTT LB OKI ini dilaksanakan karena dilatarbelakangi berbagai konflik di Timur Tengah yang membuat perhatian kepada Palestina dan Al-Quds makin menurun, sementara proses negosiasi perdamaian antara Palestina dan Israel tidak menunjukkan kemajuan berarti. Otoritas dan pemukim ilegal Israel terus menggunakan kekerasan yang melampaui batas terhadap warga sipil Palestina dan membatasi akses mereka ke Masjid Al-Aqsha.

Baca Juga: Mengenang Tragedi Titanic, Refleksi Kemanusiaan dalam Cahaya Iman

Konferensi ini digelar sebagai sikap negara-negara OKI terhadap perkembangan tersebut. Dengan tema “United for a Just Solution”, KTT LB OKI 2016 mencoba mendorong pesan persatuan baik bagi rakyat Palestina maupun bagi negara-negara OKI, serta meningkatkan perjuangan Palestina melalui PBB dan badan-badan multi nasional lainnya. Juga dibicarakan pembentukan tim advokasi, bantuan keuangan, pengembangan SDM termasuk diplomat Palestina, serta pembangunan kapasitas keterampilan bagi rakyat Palestina.

Rencananya KTT akan menghasilkan sebuah Resolusi yang menegaskan posisi prinsip dan komitmen OKI untuk mendukung Palestina dan Al-Quds Al-Sharif, serta Jakarta Declaration yang digagas oleh Indonesia untuk memuat langkah-langkah konkrit bagi Palestina dan Al-Quds Al-Sharif.(L/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Militer Israel Akui Serangan ke RS Al-Ahli di Gaza, Hancurkan Ruang Bedah dan ICU

Rekomendasi untuk Anda