Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DPR: Kemenag dan Kemendikdasmen Harus Bersama Bahas Rencana Libur Ramadhan

Rana Setiawan Editor : Widi Kusnadi - 4 jam yang lalu

4 jam yang lalu

0 Views

Pondok Pesantren Se-Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Selasa (22/10) menggelar Upacara Peringatan Hari Santri Nasional 2024 yang diselenggarakan di Ponpes Al-Fatah Cileungsi. (Foto: Sajadi/MINA)

Jakarta, MINA – Anggota Komisi X DPR RI Habib Syarief Muhammad Alaydus merespon wacana libur Ramadhan selama sebulan penuh. Dia meminta Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) duduk bersama membahas rencana tersebut.

Habib Syarief, panggilan akrab Habib Syarief Muhammad Alaydus mengatakan, rencana libur selama Ramadhan sebulan penuh merupakan hal yang baik. Hal itu jika ditujukan guna memberikan kesempatan para siswa untuk menjalankan ibadah dengan optimal sehingga dapat meningkatan sisi spritualitas mereka

“Tujuan libur selama Ramadaan sangat baik. Para siswa kita bisa fokus ibadah dan belajar agama. Kami mendukung rencana itu,” ujar Habib Syarief dalam keterangan tertulis yang dilaporkan Parlementaria, di Jakarta, Ahad (5/1).

Menurutnya, rencana libur selama Ramadhan itu harus dimatangkan, karena Ramadhan tinggal dua bulan lagi. Kemenag dan Kemendikdasmen harus duduk bersama membahas rencana tersebut, sehingga program tersebut bisa terlaksana dengan baik.

Baca Juga: Katering, Penerbangan, dan Manasik Jadi Komponen Potensi Penurunan Biaya Haji 2025

Sampai saat ini, kata Habib Syarief, belum ada format yang jelas dan detail terkait libur selama Ramadhan.

“Masih banyak pertanyaan yang muncul, misalnya, apakah semua kegiatan sekolah diliburkan, sehingga tidak ada kegiatan sama sekali selama Ramadhan? Atau meliburkan pembelajaran formal dan diganti dengan pembelajaran keagamaan?” tanyanya.

“Jika anak-anak fokus belajar agama dan beribadah, seperti apa formatnya? Apakah sekolah masing-masing yang mengadakan kegiatan Ramadhan atau diserahkan kepada orang tua secara penuh? Pertanyaan-pertanyaan itu yang harus dijawab, sehingga sekolah dan orang tua siswa tidak bingung dan bertanya-tanya lagi,” papar Politisi Fraksi PKB ini.

Sebab, kata Habib Syarief, jika kegiatan selama Ramadhan diserahkan penuh kepada orang tua, maka mereka akan kesulitan mengaturnya. Apalagi jika kedua orang tua sama-sama bekerja. Bahkan, walaupun salah satu orang tua tidak bekerja, mereka tetap akan kesulitan.

Baca Juga: BPBD: Angin Puting Beliung Landa Surabaya

“Kalau anak-anak mengisi liburan Ramadhan hanya di rumah, maka mereka akan cepat bosan. Orang tua pun akan kesulitan mengatur kebosanan anak selama Ramadhan. Dikhawatirkan anak-anak akan semakin sering bermain gawai di rumah,” jelasnya.

Politisi yang berlatar belakang ulama itu menegaskan bahwa kecanduan gawai sudah menjadi masalah serius di kalangan anak-anak. Mereka sulit dilepaskan dari alat komunikasi tersebut.

“Gawai ini menjadi candu bagi anak-anak. Banyak anak-anak yang tidak bisa lepas dari adiksi terhadap penggunaan gawai ini. Ramadhan seharusnya bisa digunakan untuk menjauhkan anak-anak dari pengaruh gawai,” bebernya.

Untuk itu, Habib Syarief meminta Kemenag dan Kemendikdasmen mengadakan rapat bersama dalam menyusun formula Program Ramadhan atau pesantren kilat. Misalnya, setiap sekolah harus mengadakan kegiatan Ramadhan. Mereka bisa bekerja sama dengan masjid setempat untuk menggelar acara keagamaan.

Baca Juga: Korban Bencana Sukabumi Perlu Hunian Sementara

“Ini harus segera dirumuskan, sehingga sekolah dan madrasah bisa bersiap menyambut Ramadhan dan menyusun kegiatan yang akan dilaksanakan,” pungkas Habib Syarief.[]

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: BMKG Ingatkan Potensi Rob di Pesisir Semarang 5-8 Januari

Rekomendasi untuk Anda