Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DPR RI Akan Panggil Facebook

Rendi Setiawan - Senin, 9 April 2018 - 07:56 WIB

Senin, 9 April 2018 - 07:56 WIB

60 Views

Jakarta, MINA – Komisi I DPR RI akan memanggil pihak Facebook pada tengah pekan ini untuk menanyakan sejumlah hal terkait bocornya jutaan data pengguna di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

“Akan kami panggil hari Rabu besok. Akan kita selidiki dan seterusnya,” kata Anggota Komisi I DPR RI Sukamta dalam sebuah diskusi bertajuk “Maling Data Facebook” di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (7/4).

Sukamta menegaskan, persoalan data pengguna yang bocor adalah hal yang sangat serius, meskipun pemerintah sudah melakukan panggilan, namun panggilan ini hanya teguran lisan. Padahal ini menyangkut hak asasi manusia dan dijamin oleh UUD 1945.

“Indonesia ketiga terbesar datanya dimanfaatkan oleh Facebook. Ini bukan hanya menyangkut keamanan pengguna, tetapi abuse terhadap data bisa menyangkut keamanan negara,” katanya.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Selasa Siang Hingga Sore Ini

Sukamta beranggapan, apa yang dilakukan pemerintah terhadap Facebook terlalu lembek. Seharusnya, kata dia, pemerintah bisa lebih tegas lagi seperti yang dulu pernah dilakukan terhadap Telegram.

“Kominfo ini terlalu baik dengan Facebook. Seharusnya segera blokir seperti Telegram dan sebagainya. Dan Kominfo harus segera mengusulkan Perppu,” katanya.

Diberitakan sejumlah media lokal, penyalahgunaan data pengguna Facebook ternyata lebih buruk dari dugaan semula. Bila sebelumnya ditaksir 50 juta, rupanya mencapai 87 juta dan pengguna Indonesia masuk di dalamnya.

Lewat blog perusahaan, Chief Technology Office Facebook Mike Schroepfer mengungkap perusahaannya telah berbagi data hingga 87 juta dengan perusahaan konsultan politik Cambridge Analytica. Dari jumlah tersebut, sebagian besar pengguna yang terkena dampak berada di Amerika Serikat.

Baca Juga: Ketua MPR RI Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi

Tapi paling mengejutkan, dari data yang disajikan Chroepfer, ada nama Indonesia di daftar negara yang data penggunanya dibagi ke Cambridge Analytica. Jumlahnya cukup banyak, yakni 1.096.666 atau sekitar 1,3% dari total. Angka tersebut membuat Indonesia berada di urutan ketiga setelah Amerika Serikat dan Filipina. (L/R06/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: HGN 2024, Mendikdasmen Upayakan Kesejahteraan Guru Lewat Sertifikasi

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia