Aceh Barat, MINA – Pasca meninggalnya pasien usai disuntik oleh petugas piket pada Sabtu (20/10) lalu, DPRK Aceh Barat menggelar inspeksi mendadak (Sidak) ke RSUD Cut Nyak Dhien (CND) Meulaboh, Aceh Barat, Provinsi Aceh.
Sidak dipimpin langsung oleh Ketua DPRK Aceh Barat, Ramli, bersama empat anggota lainnya yakni Ilyas Yusuf, Nasri, Said Mahdani, dan Samsul Bahri. Selasa (23/10).
Pihak DPRK Aceh Barat menemukan fakta baru lainnya yang tak kalah mengejutkan, selain meninggalnya Alfa Reza (11), anak pertama dari pasangan Suwardi dan Nurbaiti warga Pante Ceureumen, Aceh Barat, juga beberapa saat sebelum Alfa Reza meninggal, kasus serupa menimpa seorang anak berusia 15 tahun bernama Ajrul Amilin, putra dari pasangan Nurhayati dan Hasan Basri, warga Pasie Teubee, Kecamatan Pasie Raya, Aceh Jaya.
Keluarga Ajrul Amilin meminta pertanggungjawaban pihak rumah sakit terhadap meninggalnya Ajrul Amilin setelah disuntik oleh petugas medis.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
“Kami juga meminta keadilan. Sejauh ini tidak ada kepedulian dari pihak rumah sakit di Meulaboh terhadap anak kami yang juga meninggal setelah disuntik oleh petugas medis,” kata Nurhayati, ibunda dari almrahum Ajrul Amilin.
Nurhayati juga meminta pihak kepolisian segera mengungkapkan penyebab kematian anak nya tersebut, keluarga menganggap kematian putranya itu tidak wajar. Namun, Nurhayati enggan membuat laporan kepihak berwajib, lantaran takut kuburan anaknya dibongkar lagi untuk keperluan otopsi.
“Kami hanya ingin polisi dapat mengungkap kasus ini, dan mengadilinya pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, apalagi kasus seperti ini sudah memakan dua korban,” tegasnya.
Menurut Ketua DPRK Aceh Barat Ramli, dari empat petugas medis yang piket malam itu, semuanya merupakan tenaga honorer, dan tenaga honorer tersebutlah yang melakukan penyuntukan kepada pasien Alfa Reza.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
“Ini yang sangat kita sesalkan, kenapa tenaga honorer yang pegang pasien” kata Ramli.
Ramli menambahkan, awalnya mereka ingin bertemu langsung Direktur RSUD CND, dr Furqansyah namun karena yang bersangkutan sedang di luar rumah sakit, maka kedatangan tim diterima beberapa petugas medis dan Humas RSUD CND, Yulizar.
Dalam sidak tersebut, tim DPRK meninjau ruang anak tempat Alfa Reza dirawat serta mengembuskan napas terakhir pada Sabtu dini hari lalu.
Menurut Ramli, petugas yang piket sebenarnya gabungan dari PNS dan honorer, karena seorang PNS sedang sakit maka yang bertugas adalah empat honorer yang baru bekerja dalam tahun 2018 ini.
“Petugas medis yang sangat banyak kenapa harus honorer yang di depan. Apalagi dalam hal menangani pasien. Seharusnya petugas medis yang pegawai harus di depan dalam tugas,” kata Ramli.
DPRK meminta kasus ini harus diusut tuntas oleh aparat hukum serta perlu pembenahan kembali manajemen medis RSUD CND sehingga kasus hilangnya nyawa manusia tidak lagi terjadi. (L/AP/P1 )
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa