Jakarta, MINA – Dr. Abdul Aziz ‘Alyan, Direktur Jenderal Komite Koordinasi Antizinos dan Normalisasi mengatakan, normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel, bertujuan untuk melemahkan peran umat Islam dalam membela perjuangan bangsa Palestina.
“Normalisasi bukan sekedar membuka hubungan diplomatik dua negara, tapi berdampak jauh dan luas, yaitu untuk melemahkan peran umat Islam terhadap pembelaan bangsa Palestina,” ujar ‘Alyan pada webinar internasional bertajuk “Menolak Timnas Israel Masuk ke Indonesia,” yang diselenggarakan oleh Aqsa Working Group (AWG) bekerjasama dengan Lembaga Anti Zionisme and Normalization, Selasa malam (14/3/2023).
Ia mengatakan, sebelumnya normalisasi membuka hubungan dianggap sebagai pengkhiatan dan mencederai akidah umat Islam.
“Namun saat ini normalisasi dianggap sebuah kemajuan dalam kemajukan perbedaan,” lanjut peneliti dan akademisi dalam studi Israel tersebut.
Baca Juga: Ribuan Warga Yordania Pawai Dukung Badai Al-Aqsa
Ia mengingatkan, langkah itu bisa dimulai dari olahraga, termasuk dalam event Piala Dunia U-20 yang akan berlangsung di beberapa kota di Indonesia, tanggal 20 Mei – 11 Juni 2023.
“Indonesia selama ini sangat berperan aktif dalam pembelaan Palestina, punya sikap sangat jelas terhadap penjajahan,” ujarnya.
Ia berharap Indonesia dapat menangkal bahaya normalisasi sejak dini, termasuk melalui olahraga.
“Ini jangan dianggap hal biasa, karena dapat mengaburkan generasi Muslim,” imbuhnya.
Baca Juga: Para Menlu Arab dan Turkiye Akan Bertemu di Yordania Bahas Situasi Terkini Suriah
Ia mendorong segenap elemen umat untuk konsisten menolak Israel, dan penolakan ini harus terus disuarakan.
Hadir sebagai pembicara pada webinar, Muhammad Ansarullah (Presidium Aqsa Working Group/AWG), Dr. Ahmed Al-Shaybah Al-Nuaimi (Koordinator Umum Lembaga Anti Zionisme dan Normalisasi berbasis di UEA), Dr. Abdul Aziz ‘Alyan (Direktur Jenderal Komite Koordinasi, peneliti dan akademisi dalam studi Israel), Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim (Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional), Aziz Hanawi (Anggota Komite Tinggi untuk Koordinasi Perlawanan terhadap Zionisme dan Normalisasi, yang juga penulis umum Observatorium Maroko), dr. Sarbini Abdul Murod (Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee/MER-C), Hammoud Kabour (anggota Komite Tinggi untuk Koordinasi Perlawanan terhadap Zionisme dan Normalisasi, yang juga kepala Bagian Palestina dalam Gerakan Konstruksi Aljazair) dan Dr. Ahed Abu Al-Ata (anggota Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional).
Acara webinar dipandu oleh Rifa Berliana Arifin Lc,MH, Kepala Redaksi Bahasa Arab Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency). (L/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Walid Barakat Bebas Setelah 42 Tahun di Penjara Suriah