Jakarta, MINA – Dr. Abdul Muta’ali, Direktur Pusat Kajian Timur Tengah Universitas Indonesia mengatakan, perlu secara aktif mengembangkan literasi informasi terkait perjuangan Palestina ke dunia internasional.
“Ada riset di beberapa negara minoritas Muslim, ketika ditanya apakah mereka mengetahui adanya aneksasi di Palestina? Dan apakah mereka mengetahui traagedi kemanusiaan yang dilakukan Israel? 70% jawaban mereka tidak tahu, dan setelah mengetahuinya mereka atas nama kemanusiaan pasti akan mendukung Palestina,” ujarnya pada AWG Webinar Forum Seri : Bela Tahanan Palestina di Penjara Israel, Rabu malam (12/1).
Ia menyerukan adanya gerakan literasi kemanusiaan tentang Palestina secara rasional bukan emosional, melalui pendidikan dan media.
“Termasuk webinar tentang kondisi Palestina seperti ini dapat memberikan memberikan dampak literasi secara internasional,” lanjutnya.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Ia mencontohkan tentang konflik Palestina-Israel jika ditelusuri PBB sendiri yang memulai melalui Resolusi Nomor 181 tanggal 29 November 1947 yang membagi tanah Palestina untuk Israel, Palestina dan Wilayah Internasional.
Termasuk Perjanjian Oslo yang tampak memberikan otoritas Palestina, akan tetapi tanpa otority. Demikian juga adanya kesepakatan sepihak Deal of Century yang diumumkan AS era Presiden Donald Trump, yang berdampak pada normalisasi beberapa Arab dengan Israel.
Ia menyebutkan bagaimana Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan dan Maroko yang sudah menjalin normalisasi dengan Israel, dengan maksud untuk mewujudkan perdamaian dan menghambat aneksasi.
“Namun nyatanya Ramadhan lalu pasukan dan pemukim Israel masih saja menyerang kawasan Masjidil Aqsa. Aneksasi tanah-tanah wilayah Palestina juga masih terus berjalan,” ungkapnya.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Ia menekankan agar perjuangan kaum Muslimin, terutama internal bangsa Palestina harus terus berbenah, menggantungkan pada perjuangan. Sebab semakin banyak menggantungkan pada pendudukan, justru akan semakin gigit jari.
Ia juga menyerukan agar perjuangan Palestina tidak dikotak-kotakkan. Jika Fatah dan Hamas dapat duduk bersama itu sudah 50% kemenangan, ujarnya.
Tampil sebagai narasumber lainnya : Imaam Yakhsyallah Mansur (Pembina Aqsa Working Group), Syaikh Al-Aqsa Raed Salah (pejuang Al-Aqsa dan Palestina), dan Ustadzah Samir Subaih (pejuang Muslimah yang melahirkan putranya di dalam penjara). Moderator oleh Rifa Berlian Arifin (kepala Redaktur Bahasa Arab Kantor Berita MINA). (L/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon