DR Abdul Muta’ali Prihatin Atas Penyerangan Masjid di Afghanistan

Foto: Tangkap Layar
Jakarta, MINA – Politik Asia dan Timur Tengah Universitas Indonesia (UI) DR. Abdul Muta’ali mengaku sangat prihatin atas serangan bom terhadap beberapa masjid di .
“Sangat prihatin, ini sampe tiga kali berurutan, tanggal 3 Oktober di Kabul, kemudian tanggal 8 Oktober di Kundus, kemudian tanggal 15 Oktober di Kandahar,” kata Muta’ali kepada MINA melalui sambungan telepon WhatsApp, Selasa (19/10).
Ketiga-tiganya, lanjutnya, yang mengklaim pelakunya adalah ISIS.
“Menurut saya, tiga penyerangan ini membuktikan bahwa sebenarnya remote control ISIS itu siapa karena kalo dia gerakan Islam, tidak mungkin yang diserang itu masjid, tidak mungkin yang diserang itu tempat orang bersujud, beribadah, jadi impossible,” tambahnya.
Itu sebabnya, kata Muta’ali, salah satu agenda Taliban adalah menghabisi ISIS. Nah mungkin ini dalam rangka membangun proxy internasional agar dunia Internasional tidak dengan mudah mengakui serta memberikan dukungan terhadap pemerintah Taliban.
“Dan ternyata benar, mereka hingga kini secara resmi belum mengakui Taliban, namun terus menerus menagih janji kepada Taliban,” ujarnya.
Muta’ali mengaku heran, jika memang benar berniat ingin membangun kemanusiaan dan HAM, harusnya dana fresh milik rakyat Afghanistan di bank-bank yang ada di  Eropa, Amerika Serikat harusnya tidak ditahan atau dicekal.
Sehingga sekarang, katanya, seluruh rakyat Afghanistan menarik uangnya dari ATM yang terbatas itu.
Sebelumnya, Wadah persatuan umat Islam, Jama’ah Muslimin (Hizbullah), pada Senin (18/10) mengecam keras serangan-serangan tersebut.
Dalam pernyataannya, penyerangan yang mengakibatkan jatuhnya puluhan korban jiwa dan cedera berat tersebut merupakan kejahatan yang besar serta ancaman teror bagi kemanusiaan dan perdamaian dunia.
Atas dasar kepedulian dan kewajiban terhadap nasib kaum Muslimin, Jama’ah Muslimin mendorong Pemerintah Afghanistan untuk melakukan upaya maksimal guna menemukan pelaku kejahatan tersebut dan menjatuhkan hukuman yang berat terhadap mereka serta menumpas jaringan yang tersisa yang merupakan ancaman terhadap keamanan dan keselamatan.
“Kami pun memberikan dukungan kepada Pemerintah Afghanistan untuk mengambil tindakan yang konstruktif guna memulai penyatuan semua komponen bangsa Afghanistan guna memulai menata kehidupan sebagai bangsa dan negara yang berdaulat dan berhak mendapatkan pengakuan dari seluruh dunia,” tulis pernyataan tersebut.
Selain itu, kaum Muslimin di Afghanistan dihimbau menyikapinya dengan sabar dan senantiasa waspada terhadap segala bentuk tipudaya di balik peristiwa tersebut yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam yang selama ini selalu berusaha untuk menghancurkan Islam dan menyakiti umat Islam. (L/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sajadi

Editor: sajadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.