Jakarta, MINA – Sekretaris Umum (Sekum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr. Abdul Mu’ti menyatakan ada gejala polarisasi politik dalam tubuh Umat Islam saat ini di perhelatan politik yang sedang memanas.
“Kami melihat ada gejala polarisasi politik Umat Islam, yang secara kelembagaaan (Muhammadiyah), kami merasa khawatir kalau polarisasi ini terus berlanjut,” katanya di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng Raya, Jakarta Pusat pada Senin (11/2).
Mu’ti mengatakan, polarisasi ini terlihat begitu banyak, yang terjadi di sekitaran masyarakat, sehingga dikait-kaitkan dengan isu-isu politik terkhusus pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
“ Polarisasi itu telah kita saksikan bersama-sama, misalnya ada polarisasi yang mengkaitkan dengan pasangan nomor satu dan pasangan nomor dua condong ke mana secara keagamaan dan sebagainya,” katanya.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Paus Fransiskus Meninggal pada Hari Paskah di Usia 88
Ia juga mengatakan, banyak polarisasi politik yang tidak sehat di kalangan masyarakat sehingga membuat kontek demokrasi Indonesia menjadi rusak.
“Dalam kontek ekonomi misalnya juga dikatakan nomor satu pro asing dan aseng kemudian yang nomor dua pro pribumi dan anti asing dan sebagainya. Ini saya kira polarisasi politik yang tidak sehat dalam konteks demokrasi,” ucap Mu’ti.
“Kita harus menarik posisi yang lebih tinggi dan strategis bagaimana agar masyarakat ini mengkritisi visi misi program serta kompetensi bukan kemudian melakukan polarisasi,” lanjutnya.
Mu’ti mengimbau kepada Umat Islam untuk tidak membawa-bawa persoalan agama dalam perhelatan politik khususnya pemilihan presiden nanti. Apabila itu bisa terjadi dikhwatirkan akan terjadi perpecahan di kalangan Umat Islam dan resiko yang sangat besar. (L/Haf/P1)
Baca Juga: Jelang Persiapan Haji, Jamaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi 29 April
Mi’raj News Agency (MINA)