Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diharap KTT OKI Hasilkan Aturan Baru untuk Palestina Merdeka

kurnia - Ahad, 6 Maret 2016 - 21:57 WIB

Ahad, 6 Maret 2016 - 21:57 WIB

558 Views ㅤ

Pengamat Timur Tengah dari FISIP Universitas Indonesia Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ali Munhanif. (Foto: JPPN/Ricardo)
Pengamat <a href=

Timur Tengah dari FISIP Universitas Indonesia Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ali Munhanif. (Foto: JPPN/Ricardo)" width="600" height="400" /> Pengamat Timur Tengah dari FISIP Universitas Indonesia Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ali Munhanif. (Foto: JPPN/Ricardo)

Jakarta, 25 Jumadil Awwal 1437/5 Maret 2016 (MINA) – Pengamat Timur Tengah dari FISIP Universitas Indonesia Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ali Munhanif mengharapkan Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (KTT LB OKI) di Jakarta dapat memunculkan aturan baru di kalangan negara Timur Tengah untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Israel selalu saja menjadi negara yang merdeka, tapi dalam konsitusi Israel tidak pernah dirumuskan perbatasan wilayah yang jelas.

“Kalau Indonesia jelas batas wilayahnya dari Sabang sampai Merauke, Pasifik sebelah utara kemudian Samudra Hindia sebelah selatan,” kata Munhanif kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), di Jakarta, Ahad (6/3).

Menurutnya, Ia tidak yakin Israel merumuskan perbatasan itu, karena betul-betul akan memberikan ruang Palestina untuk terus menerus berjuang menuju kemerdekaannya.

Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi

“Sekarang sedang mendorong ke sana, dengan posisi sebagai peninjau, sebenarnya Palestina mempunyai akses terhadap organisasi-organisasi penopang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) seperti UNESCO,” katanya.

Menurutnya, UNESCO ditakuti oleh Israel  sebab menyangkut pendidikan dan pemberdayaan.

“Saya kira masih bisa, tapi untuk pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) saya ragu,” katanya.

Menurut Ali, yang paling penting adalah membuat transisi menuju Palestina merdeka, dan itukan memang menjadi agenda pertama dalam konferensi Bandung, amanat konsitusi Indonesia.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Penyelenggaraan KTT OKI di Jakarta dibentuk memang untuk memperjuangkan pembebasan Masjid Al-Aqsha dan Al-Quds, akan tetapi kemudian menjadi konflik kepentingan kalangan-kalangan negara anggota OKI.

“Sampai sekarang KTT OKI seperti melupakan Palestina, orang lebih sibuk membicarakan demokrasi namun pokok isu yang sesungguhnya konflik di Timur Tengah, yakni Palestina merdeka dilupakan,” tambahnya. (L/P002/P001).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Rekomendasi untuk Anda

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Muhammad Anis Matta (foto: Kemlu RI)
Indonesia
Amerika
Internasional
Asia