Langsa, Aceh, 18 Sya’ban 1438/15 Mei 2017 (MINA) – Benua Australia pertama kali ditemukan pelaut Muslim Melayu asal Bugis-Makassar, hal tersebut di ungkapkan oleh Dr. Teuku Chalidin Yacob MA, JP pada acara Bedah Buku “Muslim Melayu Penemu Australia” di Aula Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa, Senin (14/5).
“Mereka (Muslim Bugis) datang ke Australia tidak untuk menetap atau menjajah” ungkap Chalidin yang juga Ketua Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Australia itu.
Di hadapan seratusan mahasiswa IAIN Langsa Chalidin menjelaskan, Muslim Melayu telah berada di negara Kangguru tersebut jauh sebelum kedatangan orang kulit putih dari Eropa yang dipimpin oleh Kapten James Cook pada tahun 1788.
“Pelaut dari Bugis – Makassar sudah datang ke Australia pada abad ke-16 dalam misi perdagangan mencari Teripang,” kata ulama asal Aceh ini yang telah menetap di Australia sudah lebih 23 tahun.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
Lebih lanjut Chalidin mengatakan, dalam proses pencarian Teripang yang dijadikan sebagai obat, dibutuhkan waktu yang lama bisa sampai berbulan – bulan. “Pada masa inilah terjadi pernikahan antara pelaut (Muslim Melayu) dengan suku Aborogin,” kata anggota Dewan Imam Nasional Australia (ANIC) itu.
Alumni Pelajar Islam Indonesia ini telah menyerahkan karya bukunya yang diterbitkan MINA Publishing House (Mi’raj News Agency Foundation) kepada Kedutaan Besar Australia di Jakarta.
“Buku sudah diserahkan ke Dubes Autralia yang ada di Jakarta, dengan harapan Pemerintah Australia dapat mengkaji kembali mengenai pendatang awal / pertama untuk mengetahui sejarah yang sebenarnya,” ujarnya.
Selain harapan tersebut, Chalidin juga menaruh harapan kepada Pemerintah Australia untuk mempertimbangkan hari libur dan waktu bekerja untuk masyarakat Muslim serta memberikan hak yang sama kepada Muslimah atau disamakan dengan wanita – wanita warga lain.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
Sementara itu, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa Dr. H. Zulkarnaini, MA. sangat mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah itu.
“Saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas terlaksananya kegiatan peluncuran dan bedah buku ini,” ujarnya.
Selain mahasiswa, acara tersebut turut dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembanggan, Kepala Biro AUAK, para Dekan dan Wakil Dekan serta para dosen dari berbagai jurusan yang ada di lingkunagn IAIN Langsa.
Rencananya, buku “Muslim Melayu Penemu Australia: Potret Muslim Indonesia di Benua Kangguru” dari karya ilmiah yang dipertahankan penulis dalam bidang pendidikan dan pemikiran Islam untuk meraih doktor di Universitas Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia pada 2009 lalu juga akan diterbitkan dalam bahasa Inggris.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Kuliah umum dan Bedah Buku IAIN Langsa ini adalah salah satu dari rangkaian safari diskusi dan bedah buku “Muslim Melayu Penemu Australia” yang digelar di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Jakarta, Makassar, Mataram, Sukabumi, Padang, dan Banda Aceh, dari 3-20 Mei 2017.
Dr. Teuku Chalidin Yacob, MA., JP., adalah tokoh masyarakat Muslim dan pendidikan Islam di Australia. Ulama asal Aceh ini pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII) Periode 1986-1989. Dia adalah pendiri Ashabul Kahfi Islamic Centre Australia. Saat ini juga menjabat sebagai anggota Dewan Imam Nasional Australia (ANIC) dan Ketua Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Australia. (L/R01/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan