Singapura, MINA – Pendiri Ashabul Kahfi Islamic Centre (AKIC) Sydney Australia, Dr. Teuku Chalidin Yacob, JP., menjadi pembicara kehormatan dalam Forum Internasional Iman dan Kebudayaan Pertama di Singapore Exhibition Convention Centre, Singapura, Sabtu-Senin, 30 September hingga 2 Oktober 2023.
Forum Internasional Iman dan Kebudayaan yang pertama kali digelar oleh Global Faith and Culture Singapura ini sebagai wadah mempromosikan interaksi multi-budaya yang diperkaya, dan multi-agama di dunia, agar meningkatkan nilai-nilai peradaban dan perdamaian di dunia, demi masyarakat dunia maju yang seimbang pada umumnya.
“Saya menyampaikan materi mengenai perkembangan komuitas Muslim di Australia dan bagaimana mengatasi tantangan-tantangan yang memerlukan upaya kolaboratif dari komunitas Muslim, mitra antaragama, dan lembaga pemerintah,” kata Teuku Cahlidin kepada MINA, Ahad (8/10).
Menurutnya, dengan memupuk persatuan, mengatasi kendala ekonomi, dan memanfaatkan teknologi secara bertanggung jawab, dakwah Islam di Australia dapat menjadi lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman dan keharmonisan dalam masyarakat yang lebih luas.
Baca Juga: Rusia dan Iran Tandatangani Kerja Sama Strategis
“Membantu orang memahami bahwa Islam adalah agama perdamaian dan kasih sayang dapat mengatasi prasangka dan kesalahpahaman,” ujar Anggota dari Australian National Imam Council (ANIC) untuk wilayah Sydney (setara dengan Majelis Ulama Indonesia) itu.
Ashabul Kahfi Islamic Centre Sydney adalah pusat Islam pertama di Sydney yang mendapat izin beroperasi sebagai Islamic center atas hasil inisiasi masyarakat muslim Indonesia di sana.
Berbagai kegiatan pendidikan, dakwah dan ibadah dilakukan di pusat komunitas Islam ini; seperti menjadi tempat sholat, belajar Al-Quran bagi anak-anak ataupun orang dewasa, belajar ilmu-ilmu Islam, pelaksanaan shalat Jumat berjamaah, shalat tarawih dan Ied. Bahkan juga menjadi tempat bagi para muallaf belajar mengenai Islam dan tempat pendidikan pra nikah bagi para calon pengantin.
Forum Internasional Iman dan Kebudayaan ini dihadiri sekitar 1.000 cendekiawan, pengusaha, dan intelektual terkemuka di seluruh dunia dari berbagai agama dan budaya, dengan tujuan yang sama pemahaman dan semangat akan bergabung untuk tujuan perdamaian dan kesejahteraan umat manusia.
Baca Juga: Kebakaran Los Angeles Timbulkan Asap dan Debu Beracun
“Ini adalah pertama kalinya kami menyelenggarakan acara lintas batas, lintas agama, dan lintas budaya,” kata Yusuf Liu Baojuan, Deputi Sekretaris Panitia Penyelenggara Forum Internasional Iman dan Kebudayaan di Singapura.
Selain itu, sekitar 10 ribu orang dari seluruh dunia juga berpartisipasi dalam acara ini secara online.
“Situasi dunia sangatlah kompleks, dan tujuan diadakannya forum ini adalah untuk mendoakan perdamaian dunia dan menjauhkan masyarakat dari perang, kemiskinan, dan penderitaan,” ujar Yusuf.
Acara tersebut akan mempertemukan perwakilan agama-agama besar di seluruh dunia, antara lain Budha, Tao, Kristen, Katolik, Islam, Hindu, Konghucu, dan lain-lain.
Baca Juga: Tim Teknis Mulai Datang ke Kairo Bahas Pelaksanaan Gencatan Senjata
“Singapura selalu mendukung dan menghormati keberagaman etnis, budaya, dan agama, itulah sebabnya kami memilih menjadi tuan rumah forum pertama di sini. Kemanusiaan adalah satu kesatuan, dan kita harus merangkul, menghormati, dan mencintai satu sama lain saat kita bekerja sama untuk menyelamatkan planet ini, umat manusia, dan keluarga secara global,” pungkasnya. (L/R1/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jaksa ICC: Israel Tidak Serius Menyelidiki Kejahatan Perang Gaza