Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dr Chalidin Yacob: Konsep Ekonomi Islam Perlu Diperkenalkan dalam Kurikulum Pendidikan Australia

Rana Setiawan - Ahad, 20 Maret 2022 - 10:52 WIB

Ahad, 20 Maret 2022 - 10:52 WIB

65 Views

Sydney, MINA – Pendiri Ashabul Kahfi Islamic Centre (AKIC) Sydney Australia, Dr. Teuku Chalidin Yacob, JP., menyatakan konsep ekonomi Islam perlu diajarkan dan diperkenalkan dalam kurikulum pendidikan Australia.

Hal ini mengingat populasi umat Muslim yang terus bertumbuh serta kesadaran yang semakin meningkat untuk menjalankan transaksi ekonomi sesuai prinsip-prinsip syariah di Negeri Kanguru itu. Selain itu, adanya potensi perkembangan industri perbankan syariah di Australia yang juga terus tumbuh pesat di masa mendatang.

“Sistem ekonomi Islam juga memberikan manfaat yang merata dan berkelanjutan bagi setiap elemen dalam perekonomian di negara ini,” kata Teuku Chalidin dalam tausyiahnya pada puncak Tabligh Akbar 1443H yang digelar Jama’ah Muslimin (Hizbullah) di Masjid At-Taqwa, Ponpes Al-Fatah Cileungsi, Bogor, pada Ahad (20/3) yang disampaikan secara virtual.

Anggota dari Australian National Imam Council (ANIC) untuk wilayah Sydney (setara dengan Majelis Ulama Indonesia) itu juga menjelaskan, ekonomi Islam lebih mementingkan kepentingan sosial daripada kepentingan diri sendiri.

Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok

“Ini menekankan pentingnya gotong royong dalam masyarakat. Ini mencakup semua sektor ekonomi yang ada, baik sektor keuangan maupun riil,” ujarnya.

Teuku Chalidin menyampaikan ekonom Islam ini dapat menjadi solusi bagi penyebab permasalah ekonomi yang terjadi di Australia.

Di antara permaslahannya yakni karena ekonomi konvensional yang diberlakukan di Australia saat ini tidak dapat memisahkan materialisme dari gaya hidup masyarakat.

“Ekonomi saat ini hanya berfokus pada variabel ekonomi daripada moral, selain itu model ekonomi saat ini hanya berpihak pada pasar daripada keluarga dan masyarakat,” imbuhnya.

Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional

Di Australia, berdasarkan laporan kemiskinan tahun 2020, ada 3,2 juta orang Australia (13,6%) hidup di bawah garis kemiskinan.

Sementara itu, terjadi perbedaan pendapatan yang signifikan antara Muslim Australia dan penduduk Australia secara keseluruhan. Di mana masyarakat berpenghasilan lebih rendah secara signifikan meningkat, baik di tingkat rumah tangga maupun individu.

Teuku Chalidin menyatakan, dukungan dari komunitas Muslim Indonesia di Australia terhadap pengembangan ekonomi dan keuangan syariah setempat sangat tinggi. Selama ini AKIC telah menunjukkan komitmen dakwah ekonomi syariah yang luar biasa dengan melaksanakan berbagai acara dan program mengenai bidang tersebut.

AKIC berkolaborasi dengan tiga lembaga yaitu Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pengurus Wilayah Khusus Australia, Human Initiative Australia, dan Crescent Wealth Australia sempat menggelar Seminar Ekonomi Syariah secara virtual yang diselenggarakan setelah berlangsungnya acara peletakan batu pertama pembangunan gedung AKIC di Wiley Park, barat daya kota Sydney, pada pertengahan Desember 2021 lalu.

Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina

Ashabul Kahfi Islamic Centre Sydney adalah pusat Islam pertama di Sydney yang mendapat izin beroperasi sebagai islamic center atas hasil inisiasi masyarakat muslim Indonesia di sana.

Berbagai kegiatan pendidikan, dakwah dan ibadah dilakukan di pusat komunitas Islam ini; seperti menjadi tempat sholat, belajar Al-Quran bagi anak-anak ataupun orang dewasa, belajar ilmu-ilmu Islam, pelaksanaan shalat Jumat berjamaah, shalat tarawih dan Ied. Bahkan juga menjadi tempat bagi para muallaf belajar mengenai Islam dan tempat pendidikan pra nikah bagi para calon pengantin.

Tabligh Akbar pada Ahad pagi (19/3) ini merupakan puncak dari Taklim Pusat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) 1443 H/2022 M yang digelar pada 13-17 Sya’ban 1443H/16-20 Maret 2022 M mengambil tema besar “Memperkuat Ukhuwah dan Ekonomi Umat Menuju Pembebasan Al-Aqsa Melalui Momentum Ramadhan”.

Tabligh Akbar yang digelar secara luring dan daring tersebut menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri, termasuk ulama dan cendikiawan muslim dari lima benua.

Baca Juga: Ribuan Warga Yordania Tolak Pembubaran UNRWA

Taklim Pusat merupakan kegiatan tahunan yang digelar setiap tahunnya oleh wadah kesatuan umat Islam Jama’ah Muslimin (Hizbullah). Kegiatan ini digelar sebagai sarana dakwah, menuntut ilmu, wadah forum silaturahim, menjalin ukhuwah dengan para Ikhwan/Akhwat di seluruh daerah di Indonesia, serta menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.(L/R1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Wasekjen MUI Ingatkan Generasi Muda Islam Tak Ikuti Paham Agnostik

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Internasional
Internasional