Muaro Jambi, MINA – Mudir Ponpes Hafidz Al-Fatah Sarolangun, Dr.Makmun Sholeh, M.Ag mengatakan, Ummatan Waahidah (Umat yang satu) merupakan fitrah yang Allah berikan kepada manusia sebagai satu umat yang bertauhid dan beragama Islam.
Hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara Tabligh Akbar Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Jambi yang diadakan di Masjid At-Taqwa, Ponpes Tahfidzul Qur’an Al-Fatah Talang Duku, Muaro Jambi, Jambi, Ahad, (19/2).
Menurut Makmun, Allah Subhanahu wa Ta’aala menjelaskan, manusia pada awalnya adalah umat yang satu. Pada kalimat “Kaana an-naasu ummatan wahidah” memberi gambaran bahwa manusia merupakan sekelompok individu yang saling berhubungan dengan manusia lainnya.
“Satu sama lainnya saling berinteraksi, dengannya terbentuk komunitas masyarakat yang disebut Ummah sesuai dengan Surat Al-Baqarah ayat 213,” katanya.
Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam
Ia menjelaskan kata ummah secara bahasa memiliki beberapa pengertian antara lain; suatu golongan manusia, setiap kelompok manusia yang dinisbatkan kepada seorang Nabi, setiap generasi manusia yang menjadi umat yang satu.
Ustadz Makmun, yang juga dosen Universitas Mulawarman Samarinda Kalimantan Timur itu juga mengutip definisi dari Ar-Raghib al-Ashfahani, tentang ummah sebagai setiap kelompok yang dihimpun oleh sesuatu, seperti dalam agama, waktu atau tempat yang sama, baik penghimpunannya, secara terpaksa maupun atas kehendak mereka.
“Karenanya, Kalimat Kana an-nasu ummatan wahidah memberikan gambaran bahwa hakikatnya manusia itu merupakan sekelompok individu yang memiliki budaya dan tradisi yang khas, yakni bersatu dalam konsep ummah,” jelasnya yang kemudian membacakan Surat Yunus ayat 18.
Lebih lanjut Makmun menjelaskan, sejarahnya Ummatan Wahidah sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam at-Thabary dalam tafsir Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Quran, manusia selama sepuluh abad lamanya yaitu pada masa antara nabi Adam dan Nabi Nuh, berada pada syariat yang haq, petunjuk dan berada dalam satu agama.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal
Kemudian Makmun mengutip pendapat imam jalaluddin as-Suyuti dalam Tafsir ad-daru al-Mansur, manusia umat yang satu yaitu sebagai Muslim.
“Oleh karena itu untuk melihara fitrah tersebut, maka Allah menurunkan syariat kepada para Rasul untuk melaksanakan ajaran Tauhid dan perintah untuk memelihara kesatuan umat,” tegasnya. (T/shd/B03/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya