Dr. Sarbini: Dedikasi MER-C untuk Semua Golongan

Bekasi, MINA – Ketua Presidium Lembaga Kemanusiaan Medical Emergency Rascue Committee (), dr Sarbini Abdul Murad mengatakan, ciri khas lembaga yang ia pimpin adalah mendedikasikan perjuangannya untuk , tanpa melihat golongan, madzhab, ras dan agama.

“Ciri khas MER-C adalah menolong untuk semua golongan, suku, ras dan agama. Prinsip kita membantu yang paling membutuhkan, yang banyak dilupakan,” kata dr. Sarbini, Sabtu (14/8), dalam sebuah wawancara eksklusif dengan MINA, menyambut HUT 22 MER-C.

Dr. Aqsha (sapaan akrab para pasien kepada dr. Sarbini)  menunjukkan bukti-bukti, sejak awal didirikan pada 22 tahun lalu, MER-C menjalankan misi pengobatan ke komunitas Muslim dan Kristen di Ambon. Keduanya mendapatkan perlakukan yang sama. Kemudian konflik di Afghanistan, bencana di Somalia, Nepal, Filipina, dan negeri-negeri lainnya.

Sementara di Indonesia, MER-C juga giat melakukan pengobatan di Papua, Ternate, Lombok, Palu, Banten dan daerah-daerah lain yang membutuhkan.

Selain itu, MER-C memberikan pendampingan medis kepada para tokoh-tokoh, seperti Ust. Abu Bakar Ba’asyir, Habib Rizieq Syihab, Komisaris Jendral Polisi Susno Duadji, Ust Jakfar Umar Thalib (alm) dan tokoh-tokoh lainnya.

MER-C didirikan pada tanggal 14 Agustus 1999 di Jakarta oleh sekumpulan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang sebelumnua menjadi sukarelawan pada konfl­ik Ambon tahun 1999.

Saat ini, demikian dr. Sarbini selanjutnya, dalam upaya membantu pemerintah menangani pandemi Covid-19, MER-C membuat program ISOMANTAU (isolasi mandiri terpantau) yang diperuntukkan untuk masyarakat terpapar virus Corona yang menlakukan isolasi mandiri di rumah.

Dalam program tersebut, MER-C mengerahkan para dokter relawan untuk memberikan pengarahan dan konsultasi medis gratis kepada para pasien. (L/P2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Widi Kusnadi

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.