Jakarta
![Sukamta saat menjadi keynote speaker dalam seminar tentang <a href=](http://mirajnews.com/id/wp-content/uploads/sites/3/2015/11/CUTpoZjU8AI62ie-300x169.jpg)
Rohingya
di UI. (Sumber foto: twitter ish_salam ui)" width="300" height="169" /> Sukamta saat menjadi keynote speaker dalam seminar tentang Rohingya di UI. (Sumber foto: twitter ish_salam ui)Jakarta, 9 Safar 1437 H/21 November 2015 (MINA) – Anggota Komisi I DPR, DR. Sukamta, menyatakan Pemerintah Indonesia harus terus membantu penyelesaian masalah Rohingga agar tercapai kondisi yang damai di negara Myanmar itu.
DR. Sukamta menyampaikan pada seminar internasional kemanusiaan yang digelar Lembaga Dakwah Kampus Salam Universitas Indonesia, bertajuk “Root and Solution on Rohingya Crisis” sebagai bentuk solidaritas terhadap penderitaan minoritas muslim Rohingya di Myanmar.
Acara Sabtu 21/11 ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu seminar jam 10.00 – 12.00 dan talkshow jam 13.00 – 15.00.
Baca Juga: Pengadilan Brasil Terbitkan Surat Penangkapan Seorang Tentara Israel atas Kejahatan Perang di Gaza
Dalam seminar yang diadakan di Auditorium gedung X Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, tampil sebagai pembicara, DR. Sukamta (anggota Komisi I DPR) dan Daniel Awigra (Program Manager HRWG) sebagai keynote speaker.
DR. Sukamta mengatakan, prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam sistem kita (Indonesia), telah berkembang pesat ke bidang politik, ekonomi, dan sosial.
“Kita telah mengarah pada masyarakat yang dinamis. Sebagai contoh di Aceh, konflik pemerintah dengan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) yang berlangsung lebih dari 40 tahun, berhasil diselesaikan dengan damai,” katanya.
Kemudian konflik Poso, Ambon, dan lainnya juga behasil diselesaikan dengan damai. “Itu berarti bahwa Pemerintah Indonesia punya kamampuan yang mumpuni untuk menyelesaikan kasus-kasus khususnya yang berhubungan dengan SARA,” tuturnya.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Lebih lanjut ia mengatakan, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, Indonesia harus membantu menyelesaikan konflik di Thailand, Filipina, dan Myanmar. “Khususnya masalah Rohingya agar tercapai situasi dan kondisi yang damai,” ujar Sukamta.
Diperkirakan 1,5 juta etnis minoritas Rohingya hidup di Burma, 200.000 jiwa di Bangladesh yang sebagian besar beragama Islam. Beberapa diantara mereka ada yang menggunakan bahasa Rohingyan, Bengali, dan Arkanesi.
Banyak perlakuan diskriminatif yang diterima rohingya/">etnis Rohingya di Myanmar. Misalnya, mereka tidak diperkenankan memiliki status kewarganegaraan Myanmar dan tidak mempunyai hak pilih saat pemilu. Ditambah dengan beberapa kasus kekerasan yang dilakukan ekstrimis Budha terhadap rohingya/">etnis Rohingya semakin membuat mereka menderita. Sehingga banyak yang memutuskan untuk melarikan diri dari Myanmar ke negara lain seperti Indonesia dan Malaysia.
Dilaporkan, di Indonesia mereka diterima dengan baik, bahkan pemerintah Indonesia terus mengupayakan agar pemerintah Myanmar mau menyelesaikan konflik Rohingya.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Saat World Summit 2005, seluruh anggota PBB berkomitmen untuk melindungi masyarakat dari genosida, kejahatan perang, pembersihan etnis, dan perlawanan terhadappelanggaran berat HAM lainnya.
Awigra merekomendasikan beberapa hal diantaranya, intoleransi dan kekerasan terhadap Rohingya harus dilawan, tidak hanya oleh otoritas setempat tapi juga seluruh masyarakat, pemerintah, pengambil kebijakan, dan community development. Selain itu, dukung demokratisasi pada pemerintahan baru di Myanmar.
(L/M02/P2)
Mi’raj Islamic News Agency
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat