Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dr. Tahir, Relawan Dokter: Gaza Dilanda Kelaparan, Banyak Pasien Hanya Tulang Berbalut Kulit

Redaksi Editor : Rudi Hendrik - 35 detik yang lalu

35 detik yang lalu

0 Views

Dr. Mohammad Tahir, seorang dokter bedah ortopedi dan saraf perifer yang baru saja kembali dari Gaza, (foto: Tangkap Layar)
Dr. Mohammad Tahir, seorang dokter bedah ortopedi dan saraf perifer yang baru saja kembali dari Gaza, (foto: Tangkap Layar)

London, MINA – Dr. Mohammad Tahir, seorang dokter bedah ortopedi dan saraf perifer yang baru saja kembali dari Gaza, mengungkapkan kondisi krisis kemanusiaan yang semakin parah akibat genosida dan kelangkaan bantuan.

Dalam sebuah video yang diunggah di akun X (@abierkhatib), Dr. Tahir menggambarkan situasi tragis yang ia saksikan sendiri. “Kami melewati berbagai fase kelaparan di Gaza, semuanya bergantung pada apakah bantuan bisa masuk atau tidak. Saat perbatasan diperketat dan tak ada bantuan yang diizinkan masuk, orang-orang kelaparan,” ujarnya.

Dampak dari kelangkaan makanan, obat-obatan, dan air bersih begitu nyata. Dr. Tahir mengungkapkan bahwa banyak pasiennya, terutama anak-anak, dalam kondisi malnutrisi ekstrem hingga hanya tampak seperti tulang berbalut kulit. “Rumah sakit kewalahan, dan pasien terlalu lemah untuk bertahan karena kelaparan,” katanya. “Banyak dari mereka menderita luka baring di seluruh tubuh. Tanpa asupan gizi yang cukup, tubuh mereka tidak bisa bertahan.”

Blokade yang berkepanjangan juga membuat harga pangan melambung tinggi, sehingga tak terjangkau bagi banyak warga. “Pasar mungkin terlihat memiliki makanan, tetapi itu tidak berarti orang bisa makan,” jelasnya. Situasi di Gaza Utara bahkan lebih buruk, dengan minimnya bantuan yang masuk. “Banyak orang meninggal dalam kesunyian, terjebak di zona pertempuran tanpa ada yang mengetahui nasib mereka.”

Baca Juga: Media Inggris: Perang Israel di Gaza Gagal Capai Tujuan, Hamas Masih Berkuasa

Sebagai tenaga medis, Dr. Tahir menceritakan tekanan luar biasa yang dihadapi timnya di rumah sakit. Dalam kondisi darurat massal, mereka harus membuat keputusan sulit tentang siapa yang bisa diselamatkan lebih dulu. “Saat ada anak yang mengalami henti jantung setelah serangan besar, kami tidak bisa mengerahkan lima tenaga medis untuk menyelamatkannya, karena masih banyak pasien lain yang juga sekarat,” ungkapnya.

Bahkan, banyak anak dengan luka tembak di kepala tidak dapat ditolong karena keterbatasan peralatan dan tenaga medis. “Ada saat-saat di mana kami hanya bisa menyaksikan mereka pergi, tanpa bisa berbuat apa-apa,” tambahnya.

Menutup kesaksiannya, Dr. Tahir menyerukan keadilan dan aksi nyata dari komunitas internasional. “Darah mereka yang telah gugur tidak boleh sia-sia,” tegasnya. “Harus ada keadilan, dan mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan ini harus diadili.” (Farah Salsabila)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Netanyahu Tiba di AS untuk Bertemu dengan Trump

Rekomendasi untuk Anda