Jakarta, MINA – Dr. Yunus Al Ja’bari dari Hebron mengatakan, Masjid Al Ibrahimi di Hebron, Tepi Barat, Palestina, bisa dikatakan merupakan kisah berdarah bagi para syuhada dan kisah keteguhan serta ketabahan bagi para penduduk di sekitarnya.
“Tepat pada tanggal 25 Februari 1994, di hari Jumat Teroris Yahudi Baruch Goldstein bersama pasukannya memasuki Masjid Al Ibrahimi membawa senjata, mereka menembakkan para jamaah sholat subuh sedang dalam posisi sujud,” jelasnya dalam Webinar Solidaritas Palestina bertema “Tragedi Berdarah Masjid Ibrahimi Hebron 25 Februari 1994”, Kamis (25/2).
“Mereka membunuh 29 jamaah shalat dan melukai 135 orang lainnya, tapi. Israel menilai bahwa tindakan teroris itu sebagai tindakan yang benar,” lanjut Dr Al Ja’bari, dosen Ilmu Syariah, yang bertempat tinggal dekat Masjid Al Ibrahimi.
Webinar diselenggarakan atas kerjasama Al-Quds Amaanati Indonesia (AAI) dengan Kantor Berita MINA sebagai media partner, digelar via Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui Channel Youtube Minanews TV bertepatan dengan tragedi hari berdarah Masjid Al Ibrahimi.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Al Ja’bari melanjutkan, pembunuhan pada 25 Februari 1994 itu, tidak hanya terjadi di Masjid namun ada di beberapa titik, yaitu di rumah sakit, pemakaman dan di jalan-jalan kota Al Khalil, Hebron.
Setelah pembunuhan tersebut, Israel membagi Masjid Al Ibrahimi menjadi dua bagian, satu bagian untuk kaum Muslimin dan satu bagian lagi untuk kaum Yahudi.
“Pemerintah Israel juga melakukan hal serupa terhadap Masjid Al Aqsa, dan ini harus kita tolak bersama-sama karena Masjid Al Aqsa milik umat Islam,” tegasnya.
Masjid Al Ibrahimi Palestina yang berdiri di tengah kampung-kampung bersejarah, usianya lebih dari 6.000 tahun, diyakini sebagai tempat pemakaman Nabi Ibrahim, anaknya (Nabi Ishak) serta cucunya (Nabi Yakub). Hal ini menjadi dasar bagi Zionis Yahudi untuk menguasai Masjid tersebut.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Adapun penyelenggara webinar, yakni organisasi Al-Quds Amanaati Indsonesia (AAI) didirikan pada 17 Juli 2019, memiliki sekretariat di wilayah-wilayah yang merupakan cabang dari Al Quds Amaanati pusat.
AAI mempunyai misi membangun kolaborasi dengan berbagai lembaga nasional maupun internasional dan lintas agama dalam membantu perjuangan serta kemerdekaan bangsa Palestina.
Juga menjalin komunikasi aktif dan bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia dalam menyalurkan bantuan sosial kemanusiaan. (L/Hju/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza