Gaza, 1 Rajab 1436 / 20 April, 2015 (MINA) – Brigade Izzuddin Al Qassam telah membuat banyak kejutan besar saat terjadinya peperangan terhadap Gaza, pada Juli-Agustus 2014 yang lalu. Salah satu kejutan sayap militer gerakan perlawanan Islam Hamas tersebut adalah untuk pertama kalinya dalam sejarah Palestina diluncurkannya pesawat tanpa awak atau Drone buatan Al Qassam.
Langkah ini dianggap oleh ahli dan pengamat militer sebagai sebuah pesan perlawanan dan tantangan serius dan kejutan terhadap penjajah Zionist Israel. Para pejuang sedang membangun dan meningkatkan sebuah budaya perlawanan baru terhadap penjajah Israel.
Simbol tersebut dimonumenkan oleh Al Qassam Jumat 17/4 lalu, dengan membuat sebuah monumen Pesawat Penyerang Ababil Al Qassam A1B di Shejaiya, bagian timur kota Gaza.
Seorang pengamat militer, Yusuf Sharqawy, sebagaimana dikutip oleh Al Qassam menyatakan bahwa perlawanan Palestina sedang menyampaikan pesan bahwa mereka tidak akan pernah bertekuk lutut terhadap penjajah Israel.
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan
“Ababil Al Qassam A1B merupakan hasil sebuah ketekunan militer Al Qassam yang akan membuat jera pasukan pendudukan,” kata Sharkawy.
Sementara itu ahli militer, Wasif Erakat, dalam wawancara dengan Al Qassam menyatakan bahwa monumen pesawat Ababil Al Qassam A1B di lingkungan Shejaiya, timur Kota Gaza, merupakan sebuah hal yang sangat penting sebagai sebuah simbol keteguhan rakyat Gaza serta kekalahan Zionist.
Lebih lanjut Erakat menyatakan bahwa Shejaiya merupakan mimpi buruk bagi pendudukan Israel, terutama pasukan elit Israel dari brigade Golani dan Givati yang hancur di daerah ini.
Dia menekankan bahwa penjajah Israel tidak mencapai tujuan mereka dalam menyerang Gaza, karena mereka tidak berhasil mematahkan semangat rakyat Palestina dalam melawan penjajah.
Baca Juga: Palestina Tolak Rencana Israel Bangun Zona Penyangga di Gaza Utara
Brigade Al Qassam sendiri menyatakan bahwa tujuan dari didirikannya monumen tersebut berisikan pesan tantangan kepada penjajah, untuk segera mengkahiri pendudukannya. Juru Bicara Al Qassam saat peresmian monumen tersebut, Jumat 17/4 lalu mengatakan, Zionist tidak tahu kejutan apa lagi yang akan dilakukan oleh Al Qassam di waktu yang akan datang.
Juru bicara tersebut juga menambahkan bahwa arogansi penjajah Zionist pada perang terakhir di Gaza merupakan sebuah bukti besar ukuran luka yang dialami pasukan pendudukan Israel akibat perlawanan Brigade Al Qassam dan kelompok perlawanan di Gaza.
Al Qassam juga menyatakan, pesawat Ababil merupakan awal dari beberapa generasi selanjutnya. “Para insyinyur Al Qassam terus bekerja siang dan malam dalam rangka membuat kekalutan pada musuh,” katanya. (K01/P2)
Baca Juga: Hamas Kutuk AS yang Memveto Gencatan Senjata di Gaza