Beirut, MINA – Sebuah serangan pesawat nirawak (drone) milik Zionis Israel menyasar ke wilayah Iqlim al-Tuffah, Lebanon selatan Sabtu malam (15/2) mengakibatkan dua orang tewas dan tiga lainnya luka-luka.
Al-Mayadeen melaporkan, insiden ini menambah ketegangan yang telah lama berlangsung antara Israel dan kelompok Hezbollah di Lebanon.
Serangan terbaru itu akan memicu respons dari Hezbollah dan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut, mengingat sejarah panjang konflik dan aksi balasan antara kedua entitas.
Hezbollah, kelompok militan yang didirikan pada 1982 selama invasi Israel ke Lebanon, telah menjadi kekuatan dominan di Lebanon dan musuh utama Israel.
Baca Juga: Dana USAID Dipotong, 120 Lebih Mahasiswi Afghanistan Terancam Dideportasi
Sejak awal, Hezbollah berfokus pada perlawanan terhadap pendudukan Israel di Lebanon selatan, sering terlibat dalam bentrokan bersenjata dengan pasukan Israel.
Wilayah Iqlim al-Tuffah, tempat terjadinya serangan terbaru, memiliki nilai strategis karena aksesnya ke front selatan yang diduduki oleh Israel.
Selama dekade terakhir, ketegangan di perbatasan Lebanon-Israel sering meningkat, terutama setelah insiden-insiden seperti serangan udara atau penembakan lintas perbatasan.
Wafatnya pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah pada Oktober 2024 semakin memperburuk ketegangan antara kedua belah pihak.[]
Baca Juga: Muslim Australia Desak Tindakan Tegas Atasi Islamofobia yang Terus Meningkat
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Izin Pemakaian Jilbab di Sekolah Picu Protes di Siprus Utara