
Nigeria
Goodluck Jonathan dan pesaing utamanya Muhammadu Buhari bertemu di Abuja, Kamis 26 Maret, keduanya sepakat pemilu damai. (Foto: AA)" width="300" height="204" /> Presiden Nigeria Goodluck Jonathan dan pesaing utamanya Muhammadu Buhari bertemu di Abuja, Kamis 26 Maret, keduanya sepakat pemilu damai. (Foto: AA)Abuja, 7 Jumadil Akhir 1436/27 Maret 2015 (MINA) – Presiden Nigeria Goodluck Jonathan dan penantang utamanya di pemilu 28 Maret, Muhammadu Buhari, berkomitmen berdamai dan mendesak para pendukungnya menghindari kekerasan, Kamis (26/3).
“Kampanye (pemilu) telah berakhir, kami bertemu hari ini untuk memperbaharui janji kami bagi pemilu damai,” kata keduanya dalam pernyataan bersama setelah pertemuan di ibukota Abuja, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
“Oleh karena itu kami meminta semua warga negara tercinta dan pendukung partai kami untuk menahan diri dari kekerasan atau tindakan yang mungkin dengan cara apa pun membahayakan visi kolektif kita tentang pemilihan yang bebas, adil dan kredibel,” tambah mereka.
Nigeria melaksanakan pemungutan suara pada Sabtu (28/3) untuk memilih presiden dan parlemen baru.
Baca Juga: Media Asing: Militan Sudan Membantai Warga Desa, 200 Lebih Tewas
Meskipun ada 14 kandidat akan bersaing untuk kursi presiden, namun pemilu ini dipandang oleh pengamat adalah pertandingan antara Jonathan dan Buhari.
Buhari adalah mantan penguasa militer yang memilih menjadi oposisi dengan partai All Progressives Congress (APC).
APC merupakan partai gabungan dari kepentingan politik yang telah muncul dalam upaya merebut kekuasaan dari partainya Jonathan, People’s Democratic (PDP), yang telah memerintah negara itu sejak kembali ke demokrasi pada 1999 lalu.
Pertemuan di Abuja yang difasilitasi oleh mantan penguasa militer Abubakar Abdussalami, dilaksanakan di atas kesepakatan baru yang ditandatangani oleh 14 calon presiden dan manajer kampanye mereka masing-masing.
Baca Juga: PBB Tuduh Paramiliter Sudan Halangi Bantuan untuk Darfur
“Hari ini kami memperbaharui komitmen kami untuk bersatu, demokratis dan sejahtera,” kata kedua kandidat presiden.
Mereka mendesak pejabat komisi pemilihan dan lembaga keamanan negara untuk memastikan ketaatan peran konstitusional mereka.
Pasukan tentara dan keamanan telah dikerahkan secara nasional menjelang pemilu. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: MSF: Separuh Penduduk Sudan Hadapi Kekurangan Pangan