Rabat, MINA – Dua orang dilaporkan tewas setelah aparat kepolisian Maroko melepaskan tembakan ke arah massa yang mencoba menyerbu kantor polisi di wilayah selatan negara itu.
Insiden tersebut terjadi di tengah gelombang demonstrasi pemuda yang telah mengguncang berbagai kota di Maroko dalam beberapa hari terakhir.
Kementerian Dalam Negeri Maroko pada Rabu (1/10) menyebutkan, lebih dari 400 orang ditangkap dalam rangkaian protes yang menuntut reformasi sektor kesehatan dan pendidikan.
Sementara itu, 263 aparat keamanan serta 23 warga sipil dilaporkan mengalami luka-luka akibat bentrokan pada malam keempat yang disebut semakin keras dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Baca Juga: Update GSF, Israel Tangkap Total 223 Aktivis
Menurut laporan Al Jazeera, Kamis (2/10), massa aksi digerakkan oleh kelompok pemuda anonim bernama GenZ 212 yang memobilisasi dukungan melalui platform digital seperti TikTok, Instagram, dan aplikasi gim Discord.
Mereka menyoroti kesenjangan antara investasi miliaran dolar untuk persiapan Piala Dunia 2030 dengan kondisi sekolah dan rumah sakit yang dinilai memprihatinkan.
“Stadion dibangun, tapi di mana rumah sakit?” teriak demonstran dalam salah satu aksinya. Massa juga menuduh maraknya praktik korupsi yang merugikan rakyat.
Pada Selasa malam, sejumlah pemuda dilaporkan melemparkan bom molotov, batu, hingga mengacungkan senjata tajam.
Baca Juga: Gelombang Protes Gen Z Guncang Maroko, Bentrokan Pecah di Sejumlah Kota
Kementerian menyebutkan, 409 orang ditahan usai bentrokan. Beberapa fasilitas publik dan swasta menjadi sasaran perusakan, termasuk gedung administrasi, bank, serta toko-toko di kawasan Souss seperti Ait Amira, Inezgane, Agadir, Tiznit, dan di kota timur Oujda.
Video yang diverifikasi menunjukkan mesin ATM hancur dan kaca bank pecah akibat penjarahan. Namun, kelompok GenZ 212 menegaskan melalui pernyataannya di media sosial bahwa aksi mereka menolak kekerasan. Mereka menyebut tuntutan hanya ditujukan kepada pemerintah, bukan kepada aparat keamanan.
Kementerian Dalam Negeri menyebut 142 kendaraan aparat serta 20 mobil pribadi dibakar. Meski demikian, pihaknya menegaskan menghormati hak berunjuk rasa selama sesuai dengan prosedur hukum, seraya meminta aparat bertindak dengan menahan diri dan tidak terprovokasi.
Gelombang protes ini mencuat menjelang Maroko menjadi tuan rumah Piala Afrika tahun ini dan pemilu legislatif 2026 mendatang. Ketimpangan pembangunan, buruknya kualitas layanan publik, serta minimnya lapangan kerja bagi generasi muda dinilai sebagai pemicu utama kekecewaan yang terus meluas. []
Baca Juga: Kapal Observer Summertimes-Jong Putar Arah ke Siprus Usai Ditolak Sandar Mesir
Mi’raj News Agency (MINA)