Dua Kapal Tanker Kembali Bawa Bahan Bakar Iran ke Lebanon

Beirut, MINA – Dua kapal tanker yang membawa bahan bakar sedang menuju ke melalui pelabuhan Baniyas di Suriah, menurut lembaga pemantau pada Senin (20/9).

Kapal-kapal itu ditemukan oleh TankerTrackers, sebuah situs web yang melacak perdagangan minyak maritime.

Kapal-kapal itu mengikuti pengiriman sebelumnya ke Lebanon yang kekurangan bahan bakar, The New Arab melaporkan.

Lebanon mengirimkan pasokan pada bulan lalu dalam upaya membawa bahan bakar ke Lebanon. Kelompok bersenjata itu mengarahkan mereka melalui Suriah untuk menghindari sanksi terhadap .

Salah satu kapal tanker telah terlacak dua hari lalu di selatan Laut Merah dan sedang dalam perjalanan ke Mediterania, di mana diperkirakan akan diturunkan di pelabuhan Baniyas Suriah.

Kapal kedua diduga sedang dalam perjalanan, tetapi lokasi dan jumlahnya tidak diketahui. Kapal tanker terakhir yang ditugaskan diperkirakan tiba dalam beberapa hari mendatang pada rute yang sama.

Lebanon berada dalam pergolakan krisis keuangan melumpuhkan yang telah menyaksikan nilai mata uang Lebanon anjlok hingga 90 persen sejak 2019.

Negara yang tidak dapat membayar impor itu telah dilumpuhkan oleh kurangnya bahan bakar untuk menjalankan pembangkit listrik, yang telah menyebabkan pemadaman di rumah, bisnis, dan bahkan parlemen Lebanon.

Bulan lalu, partai politik Lebanon Hizbullah mengumumkan niatnya untuk membawa bahan bakar dari Iran untuk meredakan krisis bahan bakar nasional. Iran adalah pelindung Hizbullah dan sekutu terdekat di kawasan itu.

Pengiriman pertama bahan bakar Iran ke Lebanon terjadi awal bulan ini, membawa sekitar 33.000 ton.

Kapal tidak dapat berlabuh di Lebanon karena sanksi internasional terhadap Iran. Kapal tanker itu kemudian menuju pelabuhan Baniyas di Suriah.

Dari Suriah, bahan bakar diangkut dengan truk ke Lebanon pada 16 September melalui penyeberangan informal di perbatasan Suriah-Lebanon. Sementara itu, pada 17 September, pemerintah Lebanon menerima pengiriman gas dan minyak pertama sebesar 31.000 ton dari Irak sebagai bagian dari kesepakatan satu tahun untuk memasok penyedia listrik utama Lebanon.

Sebagai pemain lama dalam perang Suriah, Hizbullah memiliki posisi yang baik untuk mengatur pengiriman minyak melalui Suriah, yang telah mengandalkan impor bahan bakar Iran selama bertahun-tahun.

Iran telah menjadi sumber utama bahan bakar rezim Assad selama perang Suriah, terlepas dari masalah energinya sendiri.

Lebanon menyalahkan kekurangan energinya sendiri pada penyelundup yang mengekspor bahan bakar bersubsidi ke Suriah. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.