Manado, MINA – Meskipun operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap korban KM Barcelona V telah resmi ditutup, upaya pemantauan terhadap dua penumpang yang masih hilang terus dilanjutkan oleh tim gabungan.
Kepala Kantor Basarnas Manado, Sulawesi Utara, George LM Randang menjelaskan, penutupan operasi SAR dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang menetapkan durasi pencarian selama tujuh hari sejak kecelakaan terjadi.
“Operasi SAR dilaksanakan dari tanggal 20 Juli 2025 hingga 26 Juli 2025. Meski dinyatakan ditutup, kegiatan pemantauan tetap dilakukan,” ujar George dalam konferensi pers di Manado, Senin (28/7). melansir Antara.
Ia menegaskan bahwa pemantauan pasca-SAR dilakukan oleh berbagai unsur, antara lain kelompok nelayan, wisata air, SAR Pos Likupang, TNI, Polri, Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara, dan unsur terkait lainnya.
Baca Juga: BPBD Jambi: Karhutla Jambi Capai 421,77 Hektare
“Artinya setelah SAR resmi ditutup, bukan berarti tidak ada lagi upaya. Masih ada kegiatan pemantauan aktif di lapangan,” tambahnya.
George juga menekankan bahwa apabila ditemukan tanda-tanda keberadaan dua korban hilang, maka operasi SAR dapat segera dibuka kembali.
Kronologi Singkat
KM Barcelona V mengalami kebakaran saat berlayar dari Kabupaten Kepulauan Talaud menuju Kota Manado. Insiden terjadi di Perairan Talise, Kabupaten Minahasa Utara.
Baca Juga: Insiden Pembubaran Ibadah di Padang, PKUB: Pentingnya Komunikasi dan Dialog
Tim penyelamat segera mengevakuasi para penumpang ke Pulau Gangga, kemudian membawa mereka ke Likupang dan Manado, sebelum akhirnya dirujuk ke rumah sakit di Kota Manado dan Kabupaten Minahasa Utara untuk penanganan medis lebih lanjut.
Hingga kini, dua korban masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian. Insiden ini menjadi peringatan akan pentingnya keselamatan pelayaran di jalur laut antarwilayah di Indonesia Timur. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Santri Kini Belajar Jadi Sutradara, Siap Banjiri Medsos dengan Konten Dakwah Berkualitas