Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua Menteri Sayap Kanan Israel Ancam akan Menarik Diri dari Pemerintahan

sri astuti - Rabu, 20 Maret 2024 - 15:00 WIB

Rabu, 20 Maret 2024 - 15:00 WIB

5 Views

Perdana Menteri Istael Benjamin Netanyahu dan Menteri Kemanan Itamar Ben Gvir.(Foto: Quds Press)

Yerusalem, MINA – Channel 13 Israel hari Senin (18/3) melaporkan dua menteri sayap kanan mengancam akan menarik diri dari pemerintahan Benjamin Netanyahu terkait kemungkinan kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas.

Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengatakan akan melaksanakan ancaman mereka jika ada kesepakatan dengan Hamas yang mencakup pembebasan puluhan tahanan Palestina, yang dihukum karena membunuh warga Israel. Demikian dikutip dari MEMO.

“Mengingat delegasi Israel berangkat ke Qatar untuk mengadakan diskusi mengenai rencana pembebasan warga Israel yang diculik,” kata saluran tersebut, “Ben-Gvir dan Smotrich mengatakan dalam pembicaraan tertutup bahwa jika puluhan tahanan dengan darah di tangan mereka dibebaskan, maka mereka tidak akan tetap berada di pemerintahan.”

Laporan tersebut mencatat ada banyak dukungan untuk kesepakatan yang muncul, termasuk dari kepala Mossad David Barnea, Kepala Shin Bet Ronen Bar, dan Koordinator urusan yang berkaitan dengan sandera dan orang hilang, Nitzan Alon.

Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian

Mayoritas menteri di kabinet dan pemerintah juga mendukung kerangka umum kesepakatan tersebut.

Memang benar, seorang menteri disebutkan mengatakan, selain Ben-Gvir dan Smotrich, “tidak ada oposisi yang diharapkan” dari kabinet ketika kesepakatan pertukaran diusulkan. “Namun, tampaknya Perdana Menteri Netanyahu belum mengambil keputusan mengenai masalah ini.”

Menurut saluran Israel itu, ada banyak poin perselisihan antara Israel dan Hamas, karena gerakan tersebut menuntut jaminan dari Rusia dan Turki sebagai bagian dari kesepakatan yang membuahkan hasil, selain Qatar dan Mesir, yang telah menjadi penengah dalam pembicaraan tersebut. Israel menolak permintaan ini.

Selain itu, Hamas menuntut pembebasan seluruh 48 tahanan yang dibebaskan dalam kesepakatan Gilad Shalit dan kemudian ditangkap kembali oleh Israel, sementara Israel menyatakan kesediaannya hanya untuk membebaskan sebagian dari tahanan tersebut dan tidak semuanya, menurut sumber yang sama.

Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza

Pada Ahad malam, kabinet Israel setuju memberi wewenang kepada delegasi Israel yang dipimpin oleh Kepala Mossad untuk melakukan negosiasi mengenai kesepakatan pertukaran tahanan yang baru. Delegasi tersebut tiba di Qatar pada Senin malam.

Tel Aviv memperkirakan masih ada 134 tawanan Israel di Gaza, sementara mereka menahan setidaknya 8.800 warga Palestina di penjara, menurut sumber resmi dari kedua belah pihak. (T/R7/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Remaja Yahudi di Amerika Serikat (foto: Anadolu Agency)
Amerika
Palestina
Palestina
Palestina