Kairo, MINA – Dua petugas polisi tewas bersama seorang tersangka teroris yang meledakkan dirinya setelah tersangka dikepung polisi di dekat Masjid Al-Azhar di Kairo, sebuah pusat wisata yang ramai, pada Senin (18/2).
Akibat ledakan tersebut, dua petugas polisi dan pelaku ledakan tewas serta melukai tiga polisi lainnya.
“Ketika petugas-petugas keamanan mengepug pria itu dan akan menangkapya, ia meledakkan peledak yang dibawanya,” kata Kementerian Dalam Negeri pada sebuah siaran pers, demikian Arab News melaporkan pada Selasa (19/2).
Ledakan itu terjadi setelah polisi mengejar tersangka yang mereka yakini menanam bom di dekat pos keamanan di dekat masjid Al Azhar di jantung kota Kairo kuno Islam, yang ledakannya merusak beberapa toko.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“Bagian depan dan jendela toko saya hancur. Bukan hanya itu, tetapi orang-orang telah mati. Ini adalah daerah wisata dan insiden seperti itu mempengaruhi pariwisata,” kata Kareem Sayed Awad, seorang pemilik salon.
Industri pariwisata Mesir telah berjuang untuk pulih dari serangan dan ketidakstabilan domestik yang telah melanda negara itu, dalam beberapa tahun terakhir setelah pemberontakan pada 2011 lalu yang menggulingkan penguasa lama Housni Mubarak.
Pada bulan Desember 2018 lalu, tiga turis Vietnam dan pemandu Mesir mereka tewas ketika sebuah bom rakitan meledak di bus yang dikendarai di pinggiran Kairo, dekat piramida terkenal di Giza.
Pihak berwenang telah berusaha untuk memikat wisatawan kembali dengan menggembar-gemborkan penemuan arkeologis baru dan memperkuat keamanan di sekitar situs arkeologi dan di bandara.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Pariwisata perlahan mulai meningkat. Badan statistik resmi mengatakan kedatangan wisatawan di Mesir pada 2017 mencapai 8,3 juta, naik dari 5,3 juta tahun sebelumnya. (T/Haf/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon