Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua Tahun Serangan Israel di Gaza: Genosida Layanan Kesehatan

Rudi Hendrik Editor : Widi Kusnadi - 37 detik yang lalu

37 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi: kondisi satu keluarga Palestina di Gaza yang mengungsi. (Gambar: Palestine Red Crescent)

HARI SELASA, 7 Oktober 2025, menandai peringatan dua tahun genosida Israel di Gaza, yang dimulai pada Oktober 2023 dan berakhir pada Jumat, 10 Oktober 2025, setelah Hamas dan Israel menyetujui rencana gencatan senjata yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Kementerian Kesehatan Palestina telah merilis pembaruan terperinci mengenai kondisi sektor kesehatan.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian tersebut mengatakan: “Apa yang terjadi di Jalur Gaza bukan sekadar krisis kemanusiaan, juga bukan sekadar babak baru dalam sejarah panjang kejahatan pendudukan Israel. Ini adalah keruntuhan yang disengaja dan total dari salah satu pilar paling fundamental kehidupan manusia: sistem layanan kesehatan.”

Selama 730 hari terakhir, sektor kesehatan Gaza telah mengalami serangan Israel yang tanpa henti dan dahsyat yang secara sistematis telah menghancurkan infrastruktur penting dan kapasitas layanan Kesehatan.

Baca Juga: Mundur Bukan Strategi — Ini Pengakuan Kalah Telak Israel

Istilah yang tepat untuk skala dan parahnya kehancuran di bidang ini adalah “genosida layanan kesehatan”, sebuah istilah yang menggambarkan kondisi bencana yang kini mewarnai lanskap kesehatan dan kemanusiaan di Gaza.

Kondisi ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengamat dan pengambil keputusan internasional, yang kini mempertanyakan apakah layanan kesehatan darurat minimal sekalipun dapat dipertahankan.

Rumah sakit telah secara efektif direduksi menjadi cangkang beton kosong di bawah beban serangan militer yang terus-menerus, baik langsung maupun tidak langsung. Layanan diagnostik dan perawatan hampir runtuh.

Setelah dua tahun perang, Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza melaporkan hal-hal berikut:

Baca Juga: Menanti Sikap Indonesia terhadap Rencana Kehadiran Atlet Israel

Korban Jiwa:

Total korban:

67.200 syahid.

169.961 luka-luka.

Baca Juga: Rahasia Doa Rizki Halal dan Berkah, Mendapatkan Rezeki Tanpa Beban Berat

Jumlah korban:

20.179 anak-anak.

10.427 perempuan.

4.813 lansia.

Baca Juga: Negara Adidaya Lumpuh: Amerika Serikat Resmi Shutdown, Rakyat Terjerat Ketidakpastian

31.754 laki-laki.

Tenaga kesehatan:

1.701 tenaga medis syahid.

362 ditahan dengan cara penghilangan paksa dan hak asasi manusianya diabaikan.

Baca Juga: Bantuan Udara adalah Rudal Jenis Baru

 

Runtuhnya Infrastruktur Kesehatan

Rumah Sakit:

25 dari 38 rumah sakit tidak berfungsi sama sekali.

Baca Juga: Influencer Dibayar, Palestina Berdarah: Perang Sunyi di Media Sosial

13 rumah sakit beroperasi sebagian dalam kondisi yang memprihatinkan.

 

Pusat pelayanan kesehatan primer:

103 dari 157 pusat kesehatan telah hancur.

Baca Juga: Baitul Maqdis: Pusat Peradaban Islam yang Terlupakan

Hanya 54 pusat kesehatan yang beroperasi sebagian.

 

Krisis Pasokan Medis:

Gangguan parah pada rantai pasokan medis dan terhambatnya pengiriman yang aman ke rumah sakit.

Baca Juga: Pesantren Al-Kahfi Somalangu: Warisan 600 Tahun Islam Nusantara

Jumlah korban yang melonjak telah memperburuk kekurangan pasokan yang menyelamatkan jiwa.

 

Kekurangan telah mencapai titik kritis Level:

55% obat-obatan esensial kehabisan stok.

Baca Juga: Jejak Darah di Tanah Suci: Fakta Kekejaman Zionis Israel

66% bahan medis habis pakai telah habis.

68% perlengkapan laboratorium tidak tersedia.

 

Kapasitas Tempat Tidur dan Cedera Kritis:

Baca Juga: Pelajaran Berharga dari Tragedi Banjir Bali: Sesajen Bukan Penolong, Allah-lah Pelindung

Tingkat hunian tempat tidur rumah sakit mencapai 225% pada akhir September 2025 — peningkatan yang sangat besar dari 82% pada tahun sebelumnya.

Peningkatan tajam dalam penerimaan pasien gawat darurat dan kasus kritis terus membebani fasilitas yang tersisa.

Kehancuran Infrastruktur:

Serangan langsung terhadap fasilitas kesehatan telah menghancurkan sistem pendukung penting.

25 dari 35 stasiun pembangkit oksigen hancur.

61 dari 110 generator listrik hancur.

Kelaparan dan Malnutrisi yang Memburuk:

Gaza kini mengalami kelaparan parah, sebagaimana diklasifikasikan oleh badan-badan PBB.

460 kematian tercatat akibat kelaparan dan malnutrisi, termasuk 154 anak-anak.

51.196 anak di bawah usia lima tahun menderita malnutrisi akut.

 

Pengungsian Paksa dan Penyebaran Penyakit:

Kepadatan di apa yang disebut “zona kemanusiaan” telah memperburuk kondisi kehidupan.

Kurangnya kebutuhan dasar secara total telah menyebabkan meluasnya penyakit, kelangkaan air, dan kerawanan pangan.

 

Gagalnya Imunisasi:

Vaksinasi rutin dan darurat telah diblokir.

Cakupan imunisasi anak telah turun menjadi 80%.

Fase keempat vaksinasi polio telah dihentikan, mengancam keberhasilan upaya sebelumnya karena risiko penyakit meningkat.

Disabilitas dan Kebutuhan Jangka Panjang:

4.900 orang dengan amputasi dan disabilitas permanen membutuhkan dukungan mendesak, alat bantu, dan rehabilitasi jangka panjang.

 

Evakuasi Medis Ditolak:

Penutupan perlintasan perbatasan telah mencegah 18.000 pasien mengakses perawatan di luar negeri, termasuk 5.580 anak-anak.

Kepahlawanan yang Berkelanjutan di Bawah Tembakan:

Terlepas dari semua risiko dan kehancuran, tim medis di Gaza terus menjalankan tugas kemanusiaan dan nasional mereka, di bawah ancaman terus-menerus terhadap nyawa mereka sendiri dan nyawa pasien mereka.

Mendesak Seruan untuk Bertindak:

Menyikapi kenyataan yang memprihatinkan ini, Kementerian Kesehatan mengeluarkan seruan mendesak kepada semua pihak terkait untuk:

  • Segera melakukan intervensi dengan langkah-langkah tanggap darurat yang komprehensif.
  • Memastikan pengiriman pasokan dan peralatan medis yang aman.
  • Meminta pertanggungjawaban pendudukan Israel atas penghancuran sistem layanan kesehatan Gaza yang berkelanjutan.
  • Menjaga hak-hak medis pasien dan korban luka
  • Menjamin perlindungan dan keselamatan tim medis dan tanggap darurat. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda