Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua Tahun Thufan Al-Aqsa, Ketua Presidium AWG: Dunia Belum Pernah Se-Palestina Ini

Arina Islami Editor : Rudi Hendrik - 52 detik yang lalu

52 detik yang lalu

4 Views

Muhammad Anshorullah dalam acara INSIGHT AWG: Dua Tahun Thufan Al-Aqsa dan Rencana Trump, yang digelar oleh Aqsa Working Group (AWG) di Gedung Rasil, Jatikarya, Bekasi, Selasa (7/10/2025). [Foto: AWG]

Bekasi, MINA – Ketua Presidium Aqsa Working Group (AWG), Muhammad Anshorullah, mengatakan bahwa dunia saat ini belum pernah se-Palestina seperti sekarang. Menurutnya, dua tahun sejak peristiwa Thufan Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, kesadaran dan solidaritas umat manusia terhadap perjuangan rakyat Palestina semakin meluas di seluruh dunia.

“Kita menyaksikan di berbagai negara, di seluruh belahan bumi, betapa banyaknya umat manusia yang menunjukkan palestina/">dukungan untuk Palestina. Saya belum pernah melihat ada bendera suatu negeri yang berkibar di negeri lain sebanyak bendera Palestina,” ujar Anshorullah dalam acara Insight AWG: Dua Tahun Thufan Al-Aqsa dan Rencana Trump, yang digelar di Gedung Rasil, Jatikarya, Bekasi, Selasa (7/10).

Anshorullah menjelaskan, dunia saat ini sedang dihadapkan pada dua hal yang sangat kontras. Di satu sisi, kejahatan besar yang dilakukan oleh entitas Zionis Israel terhadap rakyat Palestina disiarkan secara live streaming di hadapan publik dunia. Namun di sisi lain, dunia juga menyaksikan heroisme dan keteguhan luar biasa rakyat Palestina, khususnya di Gaza.

“Mereka memberikan segalanya — diri mereka, keluarga, anak-anak, dan orang tua — semuanya menjadi taruhan. Namun seinci pun mereka tidak mau meninggalkan tanah tumpah darahnya,” ungkapnya.

Baca Juga: Didik Hariyanto: Israel Wujud Kolonialisme Abad Modern

Menurut Anshorullah, penderitaan besar yang dialami rakyat Palestina justru memperlihatkan keteguhan iman dan kekuatan spiritual yang luar biasa.

“Semuanya ditutup dengan kalimat Alhamdulillah. Semua penderitaan dan kesedihan itu mereka hadapi dengan syukur,” ujarnya.

Ia menambahkan, belum pernah sepanjang sejarah umat manusia ada satu entitas yang begitu banyak dibenci dan dimusuhi seperti halnya Zionis Israel saat ini.

“Bagi kita umat manusia, belum pernah ada bangsa yang begitu banyak dimusuhi karena kejahatannya. Itu adalah bentuk kehinaan bagi penjajah,” tegasnya.

Baca Juga: Ini Tanggapan MUI Soal Insiden Ambruknya Bangunan di Ponpes Al Khoziny

Lebih lanjut, Anshorullah menegaskan bahwa Thufan Al-Aqsa adalah bentuk respon rakyat Palestina atas kejahatan penjajahan yang terus berlanjut.

“Ini adalah respon dari ongoing Nakba — katastrof yang dimulai sejak 1947-1948 dan belum berakhir sampai hari ini. Ethnic cleansing, perampasan tanah, pembunuhan, dan penahanan masih terus terjadi di Palestina,” ujarnya.

Ia menilai, Thufan Al-Aqsa juga merupakan reaksi terhadap kegagalan pemimpin dunia menghentikan penjajahan Israel, serta kegagalan Perjanjian Oslo yang digadang-gadang akan membawa perdamaian.

“Alih-alih menghadirkan solusi, Oslo justru membuat hak-hak bangsa Palestina semakin tergerus, tanah mereka semakin menyempit,” tambahnya.

Baca Juga: Dr Sarbini Abdul Murad: Indonesia Harus Tegas Tolak Kehadiran Atlet Israel

Anshorullah menjelaskan, Thufan Al-Aqsa yang dimulai pada 7 Oktober 2023 merupakan operasi besar yang melibatkan seluruh faksi Palestina, bukan hanya satu kelompok.

“Operasi ini memang dipimpin oleh Hamas karena mereka memiliki kekuatan militer terbesar, namun semua faksi ikut terlibat — mulai dari Jihad Islam, PFLP, DFLP, hingga Fatah. Ini adalah gerakan nasional rakyat Palestina untuk menegaskan kembali hak dan martabatnya,” ujarnya.

Selain Ketua Presidium AWG Muhammad Anshorullah, acara tersebut juga menghadirkan pembicara lain, yakni Pemimpin Redaksi Penerbit GDN Didik Hariyanto, Diplomat RI (1988–2021) Ple Priatna, dan Aktivis Global Sumud Flotilla Muhammad Fatur Rohman.

Acara yang diinisiasi oleh Aqsa Working Group (AWG) itu digelar dalam rangka memperingati dua tahun perlawanan rakyat Palestina menghadapi genosida Zionis Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.[]

Baca Juga: Rabu ini Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat untuk Kelompok Sensitif

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda