Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dubes Bunyan Saptomo: Belajar dari Sejarah Raih Kemenangan Umat

Ali Farkhan Tsani Editor : Widi Kusnadi - Rabu, 31 Juli 2024 - 06:11 WIB

Rabu, 31 Juli 2024 - 06:11 WIB

57 Views

Dubes Bunyan Saptomo pada Bedah Buku karyanya “Jejak Sejarah Dunia Islam di Mata Seorang Diplomat” di Gedung Menara Dakwah DDII Jl. Kramat Raya Jakarta Pusat, Selasa, 30 Juli 2024. (Foto MINA/Ali Farkhan Tsani)

Jakarta, MINA – Dubes Bunyan Saptomo, sekaligus Ketua Komisi MUI Bidang Hubungan Luar Negeri mengatakan, umat Islam harus terus belajar dari sejarah kejayaan Islam untuk meraih kemenangan umat masa depan.

“Kepemipinan umat Islam pada masa Rasulullah SAW hingga Kesultanan Usmani mampu memperluas pengaruh Islam hingga ke seluruh dunia,” ujar Bunyan Saptomo pada Bedah Buku karyanya “Jejak Sejarah Dunia Islam di Mata Seorang Diplomat” di Gedung Menara Dakwah DDII Jl. Kramat Raya Jakarta Pusat, Selasa (30/7).

Kepemimpinan Islam yang komunikatif, inisiatif, komunikatif, jujur dan bertanggung jawab menjadi kunci utama perwujudan Islam yang rahmatan lil alamin, hingga mampu memberikan pengaruh kebaikan ke seluruh dunia.

“Membangun sumber daya manusia yang handal dari segi literasi, karakter, kompetensi, dan ketahanan fisik sebagaimana diteladankan Rasulullah, juga menjadi prioritas pemberdayaan umat sekarang,” ujar Dubes RI di Sofia tahun 2012-2016 tersebut.

Baca Juga: Media Ibrani: Empat Roket Diluncurkan dari Gaza

Bergerak aktif memperkuat persaudaraan umat Islam juga menjadi faktor penting kebangkitan kejayaan umat Islam, ujar Bunyan Saptomo, yang pernah menjabat Konsul Jenderal RI di Vancouver tersebut.

Menurut salah satu Pengurus Pusat Muhammadiyah bidang Luar Negeri tersebut,  tidak kalah pentingnya adalah  membangun kesetaraan denga semua pihak, kebebasan beragama, perdamaian, dan kerjasama untuk kepentingan bersama, sebagaimana diterapkan pada Piagam Madinah.

“Penerapan smart power dalam diplomasi hubungan internasional secara cerdik dan terukur juga mejadi faktor penting menyebarkan nila-nilai Islam yang rahmatan lil alamin,” ujar Penulis dan  Kontributor Diplomasi Wasathiyatul Islam MUI tersebut.

Dia mengatakan, pada dasarnya diplomasi Islam mengutamakan softpower, seperti dilakukan Rasulullah dengan mengirim surat dan delegasi ke berbagai pimpinan di Semenanjung Arab hingga ke berbagai raja yang berkuasa. Namun ketika umat Islam dianiaya, Rasulullah pun mengirim pasukan sebagai kekuatan hardpower.

Baca Juga: BRIN Kukuhkan Empat Profesor Riset Baru

Dia berharap di tengah kekuatan bipolar Timur dan Barat yang kembali muncul, dunia Islam sebenarnya bisa menjadi kekuatan dunia ketiga, yang mampu mendorong terwujudnya dunia yang damai dan sejahtera, termasuk dalam mengatasi masalah Gaza. Di antaranya adalah dengan memperkuat peran dan kapasitas Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dalam bingkai ukhuwah Islamiyah, lanjutnya.

Sementara itu, dalam pembahasannya, Natsir Zubaidi Pembina Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) mengatakan saatnya dunia Islam bangkit menjadi alternatif di antara kekuatan Timur dan Barat.

Kekuatan dunia Islam saat ini di antaranya melalui kekuatan negeri-negeri Muslim, seperti Turki, Arab Saudi, Pakistan dan Indonesia. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Jateng Raih Dua Penghargaan Nasional, Bukti Komitmen di Bidang Kesehatan dan Keamanan Pangan

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Kolom
Khadijah
MINA Health
Desa Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah terendam banjir pada Februari 2024. (Istimewa)
Indonesia
Indonesia
Internasional
Khutbah Jumat