Dubes Pakistan: Perubahan Iklim Jadi Penyebab Utama Banjir di Pakistan

Pakistan dilanda banjir bandang sejak 26 Agustus 2022 yang mengakibatkan banyak korban. Pemerintah Pakistan mengumumkan keadaan darurat nasional setelah lebih dari 1.000 orang tewas dalam musibah itu.

Banjir terbesar dalam sejarah Pakistan ini mengakibatkan setidaknya lebih dari 1.400 orang termasuk lebih dari 350 anak-anak telah kehilangan nyawa, 1.600 orang luka-luka, 287.000 rumah hancur, 662.000 rumah rusak, 735.000 ternak telah mati dan 2 juta hektar tanaman terkena dampak, hingga kerusakan parah infrastruktur komunikasi di Pakistan.

Kantor Berita MINA bersama Lembaga Kemanusiaan Ukhuwah Al Fatah Rescue (UAR) pada hari Kamis (1/9) mendapat kesempatan bertemu dengan Duta Besar Pakistan di Jakarta Muhammad Hassan, untuk menyampaikan belasungkawa atas bencana banjir yang melanda negara itu.

menyampaikan terima kasih atas kunjungan serta dukungan dari MINA dan juga UAR untuk rakyat Pakistan yang terdampak banjir.

“Izinkan saya mengucapkan terima kasih kepada Anda semua yang menunjukkan simpati dan solidaritas Anda kepada orang-orang Pakistan, yang tengah terkena dampak banjir dan kami sangat menghargainya,” ujar Hassan.

Dalam kesempatan itu MINA juga melakukan wawancara tentang situasi terkini di Pakistan dan apa yang menjadi penyebab utama banjir yang terjadi kali ini. Berikut kutipan wawancara MINA Bersama Dubes Pakistan:

Bagaimana kondisi terkini di Pakistan pasca bencana banjir?

Pakistan dilanda curah hujan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Banjir yang terjadi banyak mengakibatkan kerusakan. Anda tahu, hampir sepertiga dari negara Pakistan terendam air dan kemudian hampir 33 juta orang terkena dampak serius. Hampir 1.400 orang meninggal, termasuk 350 anak-anak. Banjir juga merusak lahan pertanian dan ternak. Ini benar-benar situasi yang sulit untuk digambarkan saat ini.

Apa saja bantuan yang paling dibutuhkan masyarakat Pakistan yang terdampak banjir saat ini?

Barang-barang yang paling dibutuhkan saat ini adalah makanan, tempat tinggal, obat-obatan dan kemudian, Anda tahu, membangun rumah dan mengganti kerugian mereka karena semua tanaman dan hewan ternak mereka hilang.

Orang-orang itu, mereka membutuhkan keperluan hidup selama enam bulan lagi. Namun kebutuhan yang paling mendesak adalah keamanan, keselamatan, kemudian pendidikan, terutama bagi perempuan dan anak-anak.

Sejauh ini, apakah sudah ada bantuan yang diterima baik dari dalam ataupun luar negeri?

Banyak negara dan lembaga mengirimkan bantuan setiap hari. Bukan hanya pemerintah nasional tetapi operasi penyelamatan, lembaga pendidikan, operasi bantuan, badan-badan PBB, semua orang ke sana. Jadi dalam keadaan seperti ini, Anda tahu, tidak ada yang bisa tinggal diam, mereka melihat kehancuran, dan mereka juga melihat komitmen pemerintah Pakistan membantu rakyatnya.

Duta Besar Pakistan di Jakarta Muhammad Hassan. (Foto: Abdullah/MINA)

Akankah pemerintah Pakistan juga membuka masuknya LSM dari negara lain untuk membantu penanganan bencana ini?

Ya, jika ada LSM dari negara lain yang ingin datang prosesnya akan disederhanakan dan kerjasama LSM ke Pakistan sangat kami sambut baik. Kami sangat membutuhkan mereka. Kami menyambut dari belahan dunia mana pun atau LSM mana pun, organisasi mana pun.

Apa penyebab utama banjir besar yang terjadi tahun ini?

Penyebab utamaya adalah karena . Negara kami sangat sensitif terhadap perubahan iklim. Di utara kami memiliki gletser terbesar di luar daerah kutub. Jadi bisa dibayangkan ketika suhu meningkat.

Namun banjir kali ini karena hujan yang turun langsung datang ke wilayah selatan. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya bahkan sembilan kali lebih banyak dari biasanya, jadi tidak ada yang bisa mengantisipasi.

Bagaimana langkah dan kebijakan pemerintah Pakistan dalam menghadapi bencana tersebut?

Anda tahu, kami telah menghadapi bencana ini dua kali dalam satu dekade. Salah satunya pada tahun 2010 dan yang sekarang lebih besar. Jadi kita perlu memperhatikan dan kita sudah menyaksikan perubahan iklim di wilayah kami.

Salah satu upaya yang kami lakukan adalah menurunkan CO2. Hari ini kami juga fokus menanam pohon di hutan dalam agenda pemerintah sebelumnya yang terus berlanjut. Pemerintah negara bagian, pemerintah provinsi, mereka mengerti dan mereka memperhatikan hal ini.

Kedua adalah kami perlu membangun lebih banyak bendungan untuk menampung air, karena air yang datang dari hulu ke hilir menyebabkan lebih banyak kerusakan di pinggiran kota di selatan, dan saat ini kami tidak memiliki banyak kapasitas untuk menyimpan air, sedangkan air tiga kali lebih banyak datang selama musim ini. Jadi kami sangat perlu membangun lebih banyak bendungan.

Ketiga adalah karena kami sudah tahu dari mana sungai mengalir dan banjir terbesar saat ini, kami membutuhkan sistem kanal yang canggih di Pakistan, di mana ada lima sungai yang berasal dari pegunungan dan setiap kali ada banjir maka berdampak ke Selatan. Jadi kami perlu mengusahakan bagaimana cara menyimpan air dan tidak merusak tanaman kali ini.

Bagaimana cara pemerintah Pakistan menghadapi perubahan iklim ini?

Perubahan iklim adalah isu global. Jadi tidak bisa hanya satu negara atau satu wilayah saja yang mengantisipasi masalah itu. Kita harus memiliki respon global terhadap masalah ini. Anda melihat bahwa setiap negara memiliki bencana alam yang berbeda.

Saya percaya bahwa PBB dan yang lainnya, yang juga menghadapi proses perubahan iklim bekerja untuk melakukan yang terbaik.

Apa pesan Anda kepada dunia internasional, khususnya masyarakat Indonesia, dalam aksi solidaritas untuk korban banjir?

Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Komunitas Internasional yang telah datang untuk mendukung upaya nasional kami dalam mengatasi banjir besar ini dan pesan saya adalah, simpati dan dukungan Anda saat ini, untuk mengurangi penderitaan. Bagi orang-orang yang sekarang berada dalam bencana, tentu saja kami senang bahwa Anda semua Bersama saudara-saudara Pakistan dari seluruh dunia.

Pemerintah Pakistan melakukan yang terbaik untuk mengatasi bencana ini, tetapi tentu saja, seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa bencana sebesar ini berada di luar kemampuan negara mana pun. Jadi dukungan Internasional akan selalu diterima. (W/R7/RE1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.