Jakarta, MINA – Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Muhammad Hassan menyerukan bantuan dari masyarakat Indonesia yang mempunyai kepedulian terhadap korban banjir terparah yang terjadi di sepertiga wilayah negara tersebut.
Dia menjelaskan situasi terkini di Pakistan, di mana para korban yang saat ini berada di pengungsian membutuhkan bantuan mendesak berupa makanan, obat-obatan dan juga tempat tinggal.
“Saya mengharapkan kepada masyarakat Indonesia dan teman Pakistan untuk bergandengan tangan dengan Pemerintah Pakistan dalam membantu mereka yang memerlukan kebutuhan mendesak,” kata Dubes Hassan pada sesi pengarahan kepada pimpinan atau perwakilan organisasi masyarakat sipil dan organisasi penanggulangan bencana serta bantuan kemanusiaan di Indonesia, di gedung Kedutaan Besar Pakistan, Jakarta, Selasa (6/9).
Sebagaimana pengamatan MINA, hadir delegasi dan pimpinan lsm, lembaga-lembaga kemanusiaan dan kegawatdaruratan di Indonesia, yakni Medical Emergency Rescue Commitee (MER-C), Human Initiative, OIC Youth Indonesia, dan lainnya.
Baca Juga: ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu, Yordania: Siap Laksanakan
Menurut Dubes Hassan, situasi tersebut diperkirakan akan memburuk, karena masyarakat dan infrastruktur yang tersisa harus berjuang mengatasi hujan deras yang terus berlangsung.
“Hal ini lambat laun akan mengakibatkan kehancuran, karena kekurangan pangan dan penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut Dubes Hassan, Pemerintah Pakistan tengah berfokus pada bantuan ketahanan pangan, tempat tinggal dan barang-barang non-pangan, program pemenuhan gizi anak, layanan kesehatan primer, air dan sanitasi, serta tempat tinggal bagi para pengungsi.
Dubes Hassan juga menjelaskan pihaknya juga telah membentuk Unit Koordinasi Bantuan Banjir (FRCU) yang aktif selama 24 jam setiap hari di Kedutaan untuk membantu kontributor individu dan organisasi masyarakat sipil yang ingin ikut membantu.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
“Bagi yang berkenan membantu, dapat langsung menyalurkannya ke Dana Bantuan Perdana Menteri 2022 dengan mentransfer dana ke bank Pakistan mana pun,” jelasnya.
Selain itu, Dubes Hassan juga menyatakan, pihak kedutaan akan memberikan bantuan akses masuk ke daerah bencana bagi organisasi penanggulangan bencana serta bantuan kemanusiaan yang akan menyalurkan bantuan secara langsung.
Pemerintah Pakistan telah mengumumkan banjir bandang akibat hujan deras itu sebagai darurat nasional dan segera meminta PBB untuk membantunya mengumpulkan dana internasional.
Operasi bantuan besar-besaran telah diluncurkan oleh Pemerintah Pakistan dengan bantuan komunitas internasional dan badan-badan kemanusiaan.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
Sementara itu, pemerintah federal dan provinsi, NDMA, administrasi sipil, dan angkatan bersenjata sedang melakukan respon kemanusiaan terkoordinasi di daerah yang paling terkena dampak.
Dubes Hassan mengatakan, situasi banjir paling parah terjadi di provinsi-provinsi seperti Sindh dan Balochistan, hingga daerah pegunungan di Khyber Pakhtunkhwa juga terkena dampak parah.
Dalam kesempatan tersebut, relawan MER-C Ita Muswita dan Islamiyah Samaun menceritakan pengalamannya dalam menjalankan misi kemanusiaan bagi korban banjir di Pakistan pada 2010 lalu selama dua pekan.
Pada misi tersebut total pasien yang ditangani Tim MER-C, baik pengobatan umum maupun tindakan operasi sebanyak 2.110 pasien.
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina
“Hal yang perlu dipersiapkan saat menjalankan misi kemanusiaan terjun langsung ke lapangan perlu mengenali karakter atau budaya setempat di negara yang terdampak bencana itu, apalagi untuk menjangkau wilayah-wilayah dan kamp-kamp pengungsi yang ada di pelosok-pelosok,” ujar Ita.
Perubahan Iklim
Menurut laporan Kedubes Pakistan, hingga berita ini diturunkan, sebanyak, 80 distrik dinyatakan terdampak Bencana (31 di Balochistan, 6 di GB, 14 di KPK, 3 di Punjab, 23 di Sindh), sebanyak 33.046.329 orang terdampak banjir bandang.
Lebih dari 470.000 orang tinggal di kamp pengungsian Hampir 1.300 orang meninggal (570 pria, 259 wanita, dan 453 anak-anak), sementara 12.588 orang lainnya terluka.
Baca Juga: Ribuan Warga Yordania Tolak Pembubaran UNRWA
Sementara 1.468.019 rumah rusak, 736.459 ternak terbunuh, dan Setidaknya 3,6 juta hektar tanaman/kebun telah terpengaruh. Kerusakan infrastuktur lainnya yakni lebih dari 5.000 km jalan dan 243 jembatan telah rusak atau hancur.
Selain itu, kerugian ekonomi di negara tersebut akibat bencana alam ini sudah mencapai $12,5 miliar. Sementara kasus diare dan penyakit yang ditularkan melalui air, infeksi saluran pernapasan, dan penyakit kulit juga telah dilaporkan.
Pakistan telah menghadapi cuaca muson yang parah sejak pertengahan Juni 2022 dengan curah hujan yang setara dengan 2,7 kali rata-rata nasional selama 30 tahun terakhir.
Banjir dan erosi yang meluas disebabkan curah hujan tinggi menjadi salah satu bencana alam yang disebabkan Perubahan Iklim.(L/R1/P1)
Baca Juga: Wasekjen MUI Ingatkan Generasi Muda Islam Tak Ikuti Paham Agnostik
Mi’raj News Agency (MINA)