Dubes Pakistan Serukan Bantuan Masyarakat Indonesia bagi Korban Banjir Terparah di Negaranya

Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Muhammad Hassan pada sesi pengarahan kepada pimpinan atau perwakilan organisasi masyarakat sipil dan organisasi penanggulangan bencana serta bantuan kemanusiaan di Indonesia, di gedung Kedutaan Besar Pakistan, Jakarta, Selasa (6/9/2022).(Foto: Istimewa)

Jakarta, MINA – Duta Besar untuk Muhammad Hassan menyerukan bantuan dari masyarakat Indonesia yang mempunyai kepedulian terhadap korban terparah yang terjadi di sepertiga wilayah negara tersebut.

Dia menjelaskan situasi terkini di Pakistan, di mana para korban yang saat ini berada di pengungsian membutuhkan bantuan mendesak berupa makanan, obat-obatan dan juga tempat tinggal.

“Saya mengharapkan kepada masyarakat Indonesia dan teman Pakistan untuk bergandengan tangan dengan Pemerintah Pakistan dalam membantu mereka yang memerlukan kebutuhan mendesak,” kata Dubes Hassan pada sesi pengarahan kepada pimpinan atau perwakilan organisasi masyarakat sipil dan organisasi penanggulangan bencana serta bantuan kemanusiaan di Indonesia, di gedung Kedutaan Besar Pakistan, Jakarta, Selasa (6/9).

Sebagaimana pengamatan MINA, hadir delegasi dan pimpinan lsm, lembaga-lembaga kemanusiaan dan kegawatdaruratan di Indonesia, yakni Medical Emergency Rescue Commitee (MER-C), Human Initiative, OIC Youth Indonesia, dan lainnya.

Menurut Dubes Hassan, situasi tersebut diperkirakan akan memburuk, karena masyarakat dan infrastruktur yang tersisa harus berjuang mengatasi hujan deras yang terus berlangsung.

“Hal ini lambat laun akan mengakibatkan kehancuran, karena kekurangan pangan dan penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air,” ujarnya.

Untuk itu, lanjut Dubes Hassan, Pemerintah Pakistan tengah berfokus pada bantuan ketahanan pangan, tempat tinggal dan barang-barang non-pangan, program pemenuhan gizi anak, layanan kesehatan primer, air dan sanitasi, serta tempat tinggal bagi para pengungsi.

Dubes Hassan juga menjelaskan pihaknya juga telah membentuk Unit Koordinasi Bantuan Banjir (FRCU) yang aktif selama 24 jam setiap hari di Kedutaan untuk membantu kontributor individu dan organisasi masyarakat sipil yang ingin ikut membantu.

“Bagi yang berkenan membantu, dapat langsung menyalurkannya ke Dana Bantuan Perdana Menteri 2022 dengan mentransfer dana ke bank Pakistan mana pun,” jelasnya.

Selain itu, Dubes Hassan juga menyatakan, pihak kedutaan akan memberikan bantuan akses masuk ke daerah bencana bagi organisasi penanggulangan bencana serta bantuan kemanusiaan yang akan menyalurkan bantuan secara langsung.

Pemerintah Pakistan telah mengumumkan banjir bandang akibat hujan deras itu sebagai darurat nasional dan segera meminta PBB untuk membantunya mengumpulkan dana internasional.

Operasi bantuan besar-besaran telah diluncurkan oleh Pemerintah Pakistan dengan bantuan komunitas internasional dan badan-badan kemanusiaan.

Sementara itu, pemerintah federal dan provinsi, NDMA, administrasi sipil, dan angkatan bersenjata sedang melakukan respon kemanusiaan terkoordinasi di daerah yang paling terkena dampak.

Dubes Hassan mengatakan, situasi banjir paling parah terjadi di provinsi-provinsi seperti Sindh dan Balochistan, hingga daerah pegunungan di Khyber Pakhtunkhwa juga terkena dampak parah.

Dalam kesempatan tersebut, relawan MER-C Ita Muswita dan Islamiyah Samaun menceritakan pengalamannya dalam menjalankan  misi kemanusiaan bagi korban banjir di Pakistan pada 2010 lalu selama dua pekan.

Pada misi tersebut total pasien yang ditangani Tim MER-C, baik pengobatan umum maupun tindakan operasi sebanyak 2.110 pasien.

“Hal yang perlu dipersiapkan saat menjalankan misi kemanusiaan terjun langsung ke lapangan perlu mengenali karakter atau budaya setempat di negara yang terdampak bencana itu, apalagi untuk menjangkau wilayah-wilayah dan kamp-kamp pengungsi yang ada di pelosok-pelosok,” ujar Ita.

Perubahan Iklim

Menurut laporan Kedubes Pakistan, hingga berita ini diturunkan, sebanyak, 80 distrik dinyatakan terdampak Bencana (31 di Balochistan, 6 di GB, 14 di KPK, 3 di Punjab, 23 di Sindh), sebanyak 33.046.329 orang terdampak banjir bandang.

Lebih dari 470.000 orang tinggal di kamp pengungsian Hampir 1.300 orang meninggal (570 pria, 259 wanita, dan 453 anak-anak), sementara 12.588 orang lainnya terluka.

Sementara 1.468.019 rumah rusak, 736.459 ternak terbunuh, dan Setidaknya 3,6 juta hektar tanaman/kebun telah terpengaruh. Kerusakan infrastuktur lainnya yakni lebih dari 5.000 km jalan dan 243 jembatan telah rusak atau hancur.

Selain itu, kerugian ekonomi di negara tersebut akibat bencana alam ini sudah mencapai $12,5 miliar. Sementara kasus diare dan penyakit yang ditularkan melalui air, infeksi saluran pernapasan, dan penyakit kulit juga telah dilaporkan.

Pakistan telah menghadapi cuaca muson yang parah sejak pertengahan Juni 2022 dengan curah hujan yang setara dengan 2,7 kali rata-rata nasional selama 30 tahun terakhir.

Banjir dan erosi yang meluas disebabkan curah hujan tinggi menjadi salah satu bencana alam yang disebabkan Perubahan Iklim.(L/R1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.