Jakarta, 22 Rabi’ul Awwal 1436/13 Januari 2015 (MINA) – Tugas umat Muslim di seluruh dunia adalah untuk menyebarkan ajaran Islam yang bersifat rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamin) bukan mencederainya, kata Duta Besar Palestina untuk Indonesia Mr. Fariz Navi Mehdawi.
“Sekarang di Suriah saja, ada sekitar dua juta janda dan juga yatim, jutaan muslim lainnya di pengungsian, siapa yang membuat mereka seperti itu? Ya, antara lain akibat ulah Muslim sendiri yang tidak bersatu,” kata Mehdawi dalam sesi silaturahim dengan delegasi Pesantren Al-Fatah Bogor di kantor Kedubes di Jakarta, Selasa (13/1).
Menurutnya, citra jelek Islam di mata dunia bukan hanya karena orang-orang non-Muslim yang benci dengan Islam, namun disebabkan juga karena umat Islam sendiri yang mencederai agamanya sehingga Islam dicitrakan sebagai agama ‘teroris’.
“Sekarang tugas Muslim sebenarnya adalah kembali mendakwahkan bahwa Islam adalah agama yang penuh rahmat,” tegasnya.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Menurutnya, kini banyak umat Islam yang mengaku mencintai agama mereka, namun di sisi lain menodai Islam dengan perilaku mereka yang menyimpang dari Islam, seperti tidak jujur dan saling bermusuhan.
Dalam sesi pertemuan itu, delegasi pesantren Al-Fatah diketuai Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Imaam Yakhsyallah Mansur,MA.
Jama’ah Muslimin (Hizbullah) merupakan wadah kesatuan umat Islam yang mengangkat pemimpin sesuai dengan sistem khilafah yang mengikuti metode kenabian (khilafah ‘alaa minhaajin nubuwwah).
Imaam Yakhsyallah yang ditemani beberapa delegasi lainnya juga menyampaikan unsur utama dalam dakwah Islam adalah persatuan.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Karena persatuan adalah hal yang sangat diutamakan Rasulullah Shalallahu Waalaihi Wasalam, katanya.
Sebelumnya, dubes Palestina mengucapkan rasa bela sungkawa teralam atas wafatnya Imaamul Muslimin Syaikh Muhyiddin Hamidy, sebagai Pembina Utama Al-Fatah, yang meninggal pada 12 Desember 2014 dalam usia 83 tahun karena penyakit yang sudah lama dideritanya.
Mehdawi mengatakan, Muhyiddin adalah orang yang dikenal di Palestina karena perjuangan tanpa hentinya selama masa hidupnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan pembebasan Masjid Al-Aqsha dari Yahudisasi Israel.
“Imaam Muhyiddin memiliki nilai yang tinggi di mata kami orang-orang Palestina,” kata Mehdawi kepada para delegasi.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Menyinggung rencana Pondok Pesantren Al-Fatah yang berencana menyelenggarakan Umrah plus Ziarah Al-Aqsha April mendatang, Dubes Palestina berjanji akan membantu urusan pengantar administrasi perizinan masuk ke Palestina melalui jalur Jordania, secara gratis.
Dubes Mehdawi beberapa kali memberikan ceramah tentang perjuangan dan perkembangan Palestina dalam majelis ta’lim dan longmarch cinta Al-Aqsha yang diselenggarakan Jama’ah Muslimin (Hizbullah).
Pada Longmarch cinta Al-Aqsha dari komplek Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor menuju Kedubes Palestina Jakarta, tahun 2006, delegasi Al-Fatah menyerahkan bendera (liwa) perjuangan pembebasan Al-Aqsha (Ghazwah Fath Al-Aqsha) warna hitam bertuliskan “Allahu Akbar”. (L/R04/P4/R02).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant