Jakarta, 11 Dzulqa’dah 1435/6 September 2014 (MINA) – Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Robert O. Blake Jr. menyatakan perkembangan Islam di negaranya terus meningkat dan tidak terpengaruh dengan isu terorisme.
Menurutnya, umat Islam di AS terus mengalami peningkatan dari sisi jumlahnya.
“Walau pun ada isu terorisme, namun hal itu rasanya tidak mengurangi laju pertumbuhan Muslim di sana, bahkan warga Amerika semakin bersemangat mempelajari Islam,” kata Blake dalam acara kuliah perdana di Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ), Jakarta, Sabtu.
Blake yang pernah menjadi duta besar di beberapa negara Islam Timur Tengah itu juga menyatakan pemerintahannya memberikan kesempatan kepada semua agama di AS selama mereka tetap menjaga kerukunan dan keamanan negara.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
“Selama agama itu tetap menjaga ketertiban masyarakat, pemerintah kita akan memberikan ruang bebas bagi mereka untuk menyebarkan ideologinya,”paparnya.
Ia juga mengatakan, Indonesia dan AS sama-sama memiliki latar belakang penduduk yang heterogen. “Jika Islam bisa berkembang baik di Indonesia, tentu bisa juga berkembang baik di AS,” tambahnya.
Selama bertugas di Indonesia, Blake selalu menyempatkan diri secara intensif untuk menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan Islam di beberapa daerah di Indonesia. Amerika Serikat ingin membangun hubungan yang mendalam dengan pondok pesantren di Indonesia.
Sementara itu, Rektor PTIQ, Prof.Dr. Nazaruddin Umar,MA. menyatakan, negara AS merupakan ladang subur untuk perkembangan Islam. “Saya dan keluarga pernah tinggal lama di AS dan saya merasakan iklim yang kondusif untuk melakukan ibadah sesuai ajaran Islam,” tegasnya.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Islam salah satu agama paling cepat berkembang di Amerika Serikat. Dalam sensus tahun 2012 yang dipublikasikan Mail Online mengungkapkan, perubahan wajah agama di Amerika Serikat di mana jumlah umat Islam telah meningkat pesat 1,5 hingga 2,6 juta jiwa -naik sekitar 66 persen- sejak 10 tahun serangan 11 September 2001 di New York, AS.
Sementara itu, menurut laporan dari USAToday, populasi penduduk muslim di AS meningkat hampir empat kali lipat dari 2,6 juta pada 2010 menjadi menjadi lebih dari 9 juta jiwa pada 2012.
Khususnya, sepuluh persen, satu juta jiwa, dari penduduk New York merupakan masyarakat muslim. Para peneliti percaya, kenaikan tersebut telah didorong oleh imigrasi dan mualaf.
Institut PTIQ tempat kunjungan dubes, merupakan pendidikan tinggi pertama di Indonesia yang mengkhususkan diri di bidang kajian ilmu-ilmu Al-Qur’an. PTIQ didirikan 1 April 1971 oleh Yayasan Ihya ‘Ulumiddin yang dipimpin oleh K.H. Moh. Dahlan (Menteri Agama RI saat itu).
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Sejak 12 Mei 1973 pengelolaan PTIQ tersebut diserahkan kepada Yayasan Pendidikan Al-Qur’an yang didirikan oleh Letjen (Purn.) H. Ibnu Sutowo. Kini diteruskan oleh putranya, H. Ponco Susilo Nugroho.
Pendirian PTIQ dilatari oleh kesadaran akan semakin langkanya ulama ahli Al-Qur’an, terutama para hafizh, sementara sangat didambakan dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks.
PTIQ memiliki empat Fakultas, yaitu : Fakultas Syariah, Dakwah, Tarbiyah dan Ushuluddin, serta satu program pascasarjana (S2).
Fakultas Syariah memiliki tiga program studi (prodi), yaitu Al-Ahwal Syakhsiyah, Ekonomi Islam, dan Politik Islam. Seangkan Fakultas Dakwah memiliki dua prodi, yaitu : Komunikasi dan Penyiaran Islam serta Manajemen Dakwah.
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Adapun Fakultas Tarbiyah memiliki dua prodi, yaitu : Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Bahasa Arab. Fakultas Ushuluddin memiliki satu prodi, yakni Tafsir Hadits.
Sementara itu, program pascasarjana memiliki dua prodi, yaitu : Ilmu Tafsir dan Manajemen Pendidikan Islam. (L/R03/R05/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
activate javascript