San’a, 13 Jumadil Akhir 1436/2 April 2015 (MINA) – yaman/">Dubes Indonesia di Yaman bersama 262 WNI lainnya telah keluar dari wilayah konflik itu menyusul semakin panasnya serangan koalisi Arab terhadap milisi Houthi akhir-akhir ini.
“Kami telah keluar bersama 262 WNI lainnya dan sedang menunggu di Imigrasi Saudi,” kata Dubes Wajid Fauzi melalui pesan singkat kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (2/4).
Wajid menuturkan, evakuasi dilakukan menyusul adanya puluhan WNI yang ditahan aparat keamanan sebelumnya di Yaman di tengah konflik yang sedang terjadi di sana.
“KBRI mencatat ada 23 orang yang ditahan, dua sudah dibebaskan sebelum kami temui, sementara sisanya masih berada di beberapa tempat penahanan, dibebaskan atas pendekatan yang KBRI lakukan,” kata Wajid sehari sebelumnya.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
Konflik yang melibatkan milisi Houthi di Yaman semakin menarik perhatian dunia internasional, terlebih setelah kelompok itu merebut beberapa titik penting di Ibukota, Sana’a.
Wajid menambahkan, saat ini evakuasi masih dilakukan tim untuk membawa para WNI ke lokasi aman. Salah satunya, upaya yang dilakukan Kemenlu dalam hal ini adalah mengirimkan tim evakuasi ke perbatasan Arab Saudi dan Oman yang mulai berangkat sejak Rabu malam hingga Kamis.
Tim Evakuasi
“Dua Tim Percepatan Evakuasi WNI gabungan unsur Kemlu RI, Polri, TNI AU dan instansi terkait lainnya akan berangkat menuju Yaman malam ini,” kata Direktur PWNI-BHI, Lalu Muhammad Iqbal di briefing bersama media di Kemlu RI, Rabu (1/4).
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
“Kedua tim merupakan tim veteran yang sudah pernah melakukan evakuasi WNI di Tripoli dan Damaskus.” ucapnya.
Tim pertama yang terdiri atas lima belas orang akan masuk melalui Jeddah, sementara tim kedua akan masuk melalui Oman.
Pergerakan kedua tim akan sangat dinamis, bergantung pada kondisi di lapangan. Saat ini opsi darat, laut dan udara masih terbuka. Saat ini pula, 309 WNI yang dibawa melalui 16 kendaraan sedang dalam perjalanan keluar Yaman melalui jalan darat.
Opsi melalui udara, menggunakan pesawat TNI AU merupakan opsi yang paling cepat, namun juga terbatas. Hal ini dikarenakan walau saat ini no-fly zone baru saja diangkat, tidak ada yang tahu kapan pengangkatan no-fly zone akan berakhir.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
“Indonesia juga dapat menggunakan opsi kapal laut. Saat ini, opsi kapal laut bukan merupakan opsi yang fleksibel, mengingat jarak Indonesia-Yaman menggunakan transportasi laut memakan waktu 15 hari. Namun, Indonesia bisa meminta bantuan India yang berlokasi relatif dekat atau Tiongkok, yang memang mempunyai pangkalan militer di Afrika.” terang Direktur PWNI-BHI.
Direktur PWNI bersama Jubir Kemlu Arrmanatha Nasir juga menjelaskan bahwa evakuasi WNI tidak akan langsung dilakukan ke Indonesia, namun ke wilayah aman diluar Yaman. Kota Salala, Oman akan dijadikan base untuk tim evakuasi. Salala mempunyai bandara internasional yang relatif aman dan tidak sibuk. Oman sebagai negara netral juga menjadikan Oman sebagai negara yang cukup terjamin kestabilannya.
Sementara Muhammad Iqbal juga menekankan pentingnya untuk melakukan evakuasi selagi dapat dilakukan. “Pemerintah Indonesia berharap bahwa kondisi akan membaik. Namun jika tidak dan konflik menyebar, evakuasi akan semakin sulit dilakukan. Mohon dukungannya untuk program Evakuasi WNI ini.” (L/R04/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan