Khartoum, 6 Shafar 1438/5 November 2016 – Duta Besar RI Untuk Sudan & Eritrea, Burhanuddin Badruzzaman berharap, para alumni pelatihan zakat nantinya menjadi pionir dalam membangkitkan kembali potensi zakat di Indonesia.
Harapan Dubes itu disampaikan dalam sambutannya pada pembukaan pelatihan zakat yang bertema “Peningkatan Kapasitas Ilmu Zakat” yang diadakan oleh Institute Ilmu Zakat di Sudan bagi sekitar 15 dosen dan mahasiswa program pascasarja, Sabtu (5/10) pagi di Aula Gedung Utama Institute Ilmu Zakat di Khartoum.
Dia menyebutkan, pelatihan ini menjadi penting mengingat data dari Baznas Pusat RI menunjukkan, potensi zakat Indonesia pada 2015 sebesar 217 triliun, tetapi baru terserap 1,2% saja atau senilai 3 triliun. “Itupun yang disalurkan ke badan resmi baru 2,5% selebihnya langsung diserahkan kepada mustahiq tanpa melalui badan resmi.”
Ia menambahkan, nilai APBN Indonesia adalah 10% dari potensi zakat. “Karena itu jika 50% saja orang mau berzakat melalui lembaga resmi, maka persoalan yang dihadapi oleh Indonesia akan sangat mudah teratasi. Juga WNI tidak perlu lagi bekerja di luar negeri, jika 50% dari perolehan zakat disalurkan melalui kegiatan produktif.
Institute Ilmu Zakat Sudan tersebut merupakan Lembaga Kajian Khusus yang menangani pendidikan & pelatihan tentang ilmu-ilmu perzakatan yang ada di Sudan maupun negara lainnya. Badan ini berada di bawah naungan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sudan dan dikendalikan oleh Kementrian Sosial Republik Sudan.
Institute itu berdiri tahun 2001 dan bertujuan memberikan pendidikan dan pelatihan secara khusus di bidang ilmu-ilmu zakat yang selalu di-update. Dirut pertamanya Prof. Dr. Khadro Ali Idris Al Khudair dan saat ini jabatan tersebut dipegang Dr. Sidiq Abdurrahim Al Jazuli. (K06/R01)
Miraj Islamic News Agency/MINA