Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia Disarankan Contoh Kebijakan Ekonomi Vietnam

sajadi - Kamis, 1 Agustus 2019 - 19:27 WIB

Kamis, 1 Agustus 2019 - 19:27 WIB

12 Views

Jakarta, MINA – Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Vietnam Ibnu Hadi mengatakan, perkembangan ekonomi Vietnam tumbuh secara agresif. Indonesia sudah tidak bisa lagi memandang Vietnam sebelah mata.

Dia menyarankan pemerintah Indonesia untuk mempelajari serta menerapkan praktik-praktik kebijakan ekonomi yang telah dijalankan dan terbukti berhasil mendongkrak ekonomi Vietnam.

“Kalau ada kebijakan Vietnam yang memang terbukti lebih bagus, Indonesia perlu melihat, mempelajari dan menerapkannya sesuai dengan kondisi dalam negeri,” kata Ibnu dalam konferensi pers melalui telekonferensi video di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (1/8).

Ibnu menjelaskan, pertumbuhan Vietnam secara keseluruhan, khususnya dalam bidang ekonomi, sangat mengagumkan. Bahkan, menurut data KBRI Hanoi, dalam enam bulan pertama 2019, total perdagangan Vietnam mencapai 247,5 miliar dolar AS dan Produk Domestik Bruto (PDB) mereka tumbuh 6,76 persen.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Sedangkan, total perdagangan Indonesia masih tertinggal di 162,6 miliar dolar AS dan Produk Domestik Bruto (PDB) hanya tumbuh 5,07 persen.

Lebih lanjut, dia menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan perkembangan ekonomi di Vietnam begitu mengesankan, bahkan bisa dikatakan sebagai kompetitor serius Indonesia dalam pasar Asia Tenggara.

Faktor pertama adalah biaya produksi. Ia mengatakan, komponen utama dalam industri di Vietnam adalah tenaga kerja, yang menurutnya, jauh lebih murah dibandingkan di Indonesia.

Selain itu, Vietnam secara jangka pendek mendapatkan dampak positif dari perang antara China dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

“Akibat tarif yang meningkat, biaya produksi dan tenaga kerja di China pun naik. Maka itu, mereka memperluas penanaman modal di Vietnam, khususnya di bidang tenaga kerja, guna menekan biaya,” ujarnya.

Faktor yang kedua, menurut Dubes Ibnu adlaah terkait perizinan terkait Penanaman Modal Asing (FDI) di Vietnam tidak sulit dan mendapatkan simplifikasi dari pemerintah.

Selanjutnya, faktor ketiga adalah pembangunan infrastruktur yang memadai. Dubes Ibnu mengatakan secara keseluruhan, infrastruktur di Vietnam tidak memiliki kesenjangan yang mencolok, artinya pembangunan infrastruktur berhasil dilakukan secara merata. (L/Sj/R06)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

Ekonomi
Ekonomi
Asia
Ekonomi