Khartoum, Sudan, MINA – Duta Besar RI Sunarko pada Ahad (9/10) menekankan pentingnya sosialisasi dan edukasi filantropi, ujarnya sambutan dalam Webinar Filantropi yang diselenggarakan oleh PCINU Cabang Sudan, dengan mengangkat tema ”Gerakan Filantropi serta Wujud Amanah Pengabdian untuk Kemanusiaan dan Negeri.”
Hadir sebagai narasumber adalah K.H. Ahmad Sudrajat., Lc. M.A, Pimpinan Baznas RI mewakili Ketua Baznas, serta Dr. Moch. Bukhori Muslim., Lc. M.A, sebagai pengurus LAZISNU Pusat, demikian rilis KBRI Khartoum.
Mengawali sambutannya, Dubes Sunarko menyampaikan komitmen KBRI Khartoum untuk senantiasa mendukung dan memfasilitasi kegiatan mahasiswa Indonesia di Sudan, termasuk peningkatan kapasitas keilmuan.
Dubes mengapresiasi LAZISNU dalam menyelenggarakan Webinar Filantropi sebagai bentuk kepedulian dalam upaya pemberdayaan umat.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Dalam kesempatan tersebut, Dubes Sunarko mengatakan, sebagai negara Muslim terbesar di dunia, Indonesia menyimpan potensi yang sangat besar untuk pemberdayaan umat.
“Hal yang perlu dilakukan adalah melakukan sosialisasi dan edukasi secara terus menerus kepada masyarakat, termasuk melalui seminar atau webinar,” lanjut Dubes.
Dalam konteks agama, filantropi Islam terwujud dalam bentuk zakat yang hukumnya wajib, infak dan shadaqah, wakaf dan kebaikan-kebaikan lainnya.
Islam sangat menganjurkan kedermawanan agar harta kekayaan tidak hanya berputar di antara orang-orang kaya serta mencegah terjadinya kesenjangan sosial.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Sejarah panjang Islam di Nusantara memperlihatkan praktik praktik kedermawanan yang menyerap ajaran Islam serta nilai-nilai lokal, utamanya sifat gotong royong yang terpelihara secara turun temurun.
Karena itu, tidaklah mengherankan, pada Juni 2021 Charities Aid Foundation (CAF), Inggris menobatkan Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia pada 2020, dengan menjadikan agama sebagai penggerak utama tingginya indeks kedermawanan Indonesia.
Pada bagian lain, Dubes juga mengatakan, misi kepedulian Muslim Indonesia yang bahkan sampai ke luar negeri, termasuk ke Palestina merupakan soft diplomacy Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.
Sebagai penutup, Dubes menekankan pentingnya sosialisasi dan edukasi mengenai urgensi kedermawanan untuk pemberdayaan dan kesejahteraan umat sesuai tuntutan konstitusi dan ajaran agama.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Dubes juga menyambut baik rencana Baznas untuk menjalin kerja sama pengelolaan zakat bagi diaspora Indonesia di luar negeri, termasuk di Sudan.
Sejalan dengan Dubes, KH Ahmad Sudrajat juga menggarisbawahi sifat kedermawanan yang telah menjadi karakter Muslim Indonesia.
Baznas RI terus berupaya untuk menggali dan memanfaatkan potensi zakat nasional Indonesia yang mencapai RP 300 triliun. Baznas dengan prinsip 3 Aman (aman peraturan, aman syar’i dan aman NKRI) sedang mendorong kerja sama dengan semua pihak terkait, termasuk dengan perwakilan RI di luar negeri.
Sementara itu, Bukhori Muslim dalam paparanya menyampaikan misi LAZISNU untuk menjadi salah satu lembaga filantropi terbesar Indonesia melalui penguatan manajemen pengelolaan dana dengan dukungan SDM dan sistem IT modern. (R/R1/RS2)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza