Jakarta, MINA – Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva menyatakan, negaranya punya sejarah panjang persahabatan dan kerja sama dengan negara-negara Muslim.
Bahkan Rusia dan negara-negara Muslim, kata Lyudmila, juga mempunyai nilai-nilai serta tradisi masyarakat yang sejalan.
“Misalnya menolak agenda LGBTQ,” kata Dubes Lyudmila dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (17/5).
Dubes Lyudmila juga mengatakan, tidak satu pun negara-negara Muslim, termasuk Indonesia ikut memberikan sanksi atau menerapkan konsep isolasi terhadap Rusia setelah serangan militer di Ukraina.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Padahal Uni Eropa, Amerika Serikat dan sekutunya menerapkan banyak sanksi terhadap Rusia.
Selain itu, kata Lyudmila, warga Muslim yang tinggal di Rusia juga sangatlah penting dan mempunyai potensi besar bagi perkembangan negaranya.
“Kita tahu terdapat jutaan warga Muslim di Rusia dan sudah berabad-abad Muslim tinggal di Rusia serta kami tahun lalu merayakan 1100 tahun masuknya Islam di Rusia,” ujarnya.
Bahkan untuk pertama kalinya, Rusia dalam kebijakan luar negerinya memformulasikan friendly Muslim civilization atau friendly Islam civilization menjadi salah satu prioritas.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Moskow hendak memperkuat hubungan dengan negara-negara Islam atau berpopulasi mayoritas Muslim.
Ia menyebut penguatan hubungan dengan dunia Islam menjadi salah satu prioritas kebijakan luar negeri Rusia.
Manuver diplomatik tersebut disampaikan Lavrov di tengah upaya pengucilan Rusia oleh Barat usai serangan ke Ukraina.
Sejak Rusia menyerang Ukraina, Amerika Serikat dan sekutunya memberlakukan sederet sanksi terhadap Rusia dan berupaya mengucilkan Moskow di forum-forum internasional. (L/RE1/P1)
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia
Mi’raj News Agency (MINA)