Jakarta, MINA – Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan, uji klinis tahap ketiga Sputnik V, vaksin eksperimental Covid-19 akan berlangsung Ahad depan.
“Jumlah relawan totalnya ada sekitar 44 ribu dengan jarak usia antara 18 dan 60 tahun,” kata Lyudmila dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Rabu (26/8), demikian keterangan Info Publik yang diterima MINA.
Pada 11 Agustus, Rusia mendaftarkan vaksin pertama di dunia untuk melawan virus Corona jenis baru (Covid-19). Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (11/8) mengumumkan, pihaknya telah menciptakan vaksin untuk melawan virus Corona pertama di dunia.
Presiden Rusia menegaskan, vaksin tersebut telah lulus semua tes.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Vaksin tersebut, yang diberi nama Sputnik V, dikembangkan oleh Pusat Penelitian Nasional untuk Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya dari Kementerian Kesehatan Rusia.
Disamping Rusia, Dubes Lyudmila mengungkapkan sejumlah negara yang dijadwalkan melakukan uji klinis tahap ketiga antara lain Filipina, Mesir, India dan Brazil.
“Banyak negara tertarik dengan pengembangan Sputnik V. Uji klinis tahap pertama dan kedua dari vaksin tersebut sudah dilakukan di Rusia dengan hasil yang menjanjikan,” tuturnya.
Dalam uji klinis fase kedua, lanjut Dubes Lyudmila, mengikutsertakan 76 relawan.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
“Hasilnya memicu respons imunitas di tubuh relawan dengan tanpa ada efek samping,” ujar dia.
Lebih dari 44 ribu orang dalam uji klinis Sputnik V diharapkan di seluruh dunia Negara-negara dengan lebih dari 50 persen populasi dunia telah menyatakan minatnya pada vaksinasi Sputnik V. Lebih dari 1 miliar orang akan divaksinasi oleh Sputnik V pada tahun 2020-2021.
“Petugas medis, guru, dan kelompok berisiko tinggi lainnya akan menjadi yang pertama yang mendapat vaksin Covid-19,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, mengatakan ada dua pendekatan yang dilakukan Indonesia terkait vaksin COVID-19.
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
“Dari sisi kami melihat hasil kunjungan ke China dan Uni Emirat Arab (UEA) tersebut sangat baik, bahkan melebihi harapan kita semula, kalau kita bicara vaksin maka ada dua pendekatan yang kita lakukan sekaligus, yaitu pendekatan jangka pendek dan pendekatan jangka panjang,” katanya.
Retno menegaskan, dua pendekatan itu menuju satu tujuan yaitu pengembangan vaksin nasional. “Menuju ke kemandirian vaksin yang sedang dikembangkan tim nasional kita yaitu vaksin merah putih,” ujarnya.
Saat berada di China, Retno dan Menteri BUMN Erick Thohir bertemu perusahaan Sinovac untuk membahas pengembangan vaksin. Sedangkan di UEA, kedua menteri itu bertemu perwakilan perushaan vaksin G42 demi membahas kerja sama serupa.
Sebelumnya, Indonesia memastikan komitmen pengadaan ratusan juta unit vaksin Covid-19, dengan pemerintah China dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk periode 2020-2021. (R/R8/P1)
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel
Mi’raj News Agency (MINA)