Washington, 15 Jumadil Akhir 1436/4 April 2015 (MINA) – Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat (AS), Adel bin Ahmed Al-Jubeir mengatakan, pertempuran yang terjadi di Yaman bukan antara Sunni dan Syiah.
Al-Jubeir berbicara dalam sebuah simposium yang diadakan oleh Dewan Nasonal Hubungan AS-Arab di Kongres AS, bertema “Kekacauan di Yaman: Analisis, diagnosis dan prospek”, Jumat (3/4) di Washington.
Menurutnya, pertempuran di Yaman adalah antara yang baik dan jahat, Arab News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan, sABTU (4/4).
Dia menegaskan, tujuan Kerajaan Arab Saudi adalah untuk melindungi pemerintahan yang sah di Yaman dari kelompok yang didukung oleh Iran dan Hizbullah.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Dubes juga mengecam Iran dan Hizbullah yang mencoba menggambarkan krisis Yaman sebagai konflik sektarian dan dia menuduh kedua kekuatan itu berada di balik pemberontakan Houthi.
“Kami tidak ingin memulai operasi ini, tapi kami tidak punya pilihan lain selain menanggapi permintaan Presiden Yaman Abd-Rabbo Mansour Hadi,” katanya.
Menurutnya, tidak ditemukan dalam sejarah, milisi bisa memiliki senjata berat seperti rudal balistik dan pesawat.
Mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh juga dituding memainkan peran negatif di Yaman dan dikatakan, Houthi tidak akan mampu maju dan mengambil alih kota tanpa dukungan Saleh, Iran dan Hizbullah.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
“Di Lebanon, milisi Hizbullah menguasai negara, dan kami tidak ingin situasi seperti ini berkembang di Yaman melalui Houthi,” katanya. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan