Jakarta, MINA – Duta Besar Republik Sudan untuk Republik Indonesia H.E. Dr. Yassir Mohamed Ali menyampaikan keterangan terkait perkembangan situasi politik dan keamanan terkini Sudan di Kediaman Duta Besar Sudan, Jakarta, Rabu (3/5).
Dubes Yassir Mohamed Ali Mohamed menegaskan tidak ada perang saudara di Sudan, akan tetapi yang terjadi adalah percobaan pengambilalihan kekuasaan dari tangan militer oleh pasukan Rappid Support Forces (RSF).
Dubes mengatakan, wilayah yang bergolak hanyalah ibu kota Khartoum saja. Sementara banyak wilayah lain yang tetap aman dan kondusif.
Ia berharap, konflik akan segera berakhir dan pelajar Indonesia dapat kembali ke Sudan untuk menimba ilmu.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Namun demikian, Dubes Yassir menyatakan, Sudan membutuhkan bantuan dari komunitas internasional untuk warga sipil yang terdampak agar dapat tetap bertahan hidup.
Sejauh ini hanya negara-negara tetangga di Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Mesir yang secara berkala memasok bantuan kemanusiaan ke negaranya.
“Oman dan Arab Saudi telah mengirimkan [bantuan], menurut saya, Arab Saudi dan UEA [Uni Emirat Arab] juga berjanji untuk memberikan USD 50 juta sebagai dukungan,” tutur Dubes Yassir.
Bantuan kemanusiaan utama yang dibutuhkan adalah obat-obatan, lantaran banyak rumah sakit di Ibu Kota Khartoum tidak lagi beroperasi akibat terdampak serangan.
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
Pada kesempatan jumpa pers tersebut, perwakilan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) diwakili Ketua Majelis Ukhuwah Pusat (MUP) Ustaz Sakuri menyampaikan pernyataan sikap wadah kesatuan umat Islam itu untuk segera mengakhiri konflik di hadapan Dubes Yassir dan awak media. (R/P2/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel