Teheran, 26 Sya’ban 1435/24 Juni 2014 (MINA) – Dubes Suriah untuk Iran, Adnan Mahmoud mengatakan, Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya di Timur tengah bertanggungjawab atas provokasi yang dilakukan mereka di tengah konflik yang sedang berlangsung di Suriah.
AS, negara-negara Barat bertanggungjawab atas konflik yang terjadi di Suriah dan pembunuhan rakyat Suriah dan Irak, kata Mahmoud kepada wartawan di Teheran, seperti dilaporkan Press Tv dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.
“Sejak awal perang di Suriah, Damaskus telah memperingatkan terhadap penyebaran terorisme di wilayah tersebut dan mendesak masyarakat internasional untuk mengambil langkah serius dan mendorong negara-negara yang mendukung mereka menghentikan aliran senjata dan bantuan keuangan terhadap kelompok teroris” katanya.
Dia menekankan bahwa Suriah telah memerangi kelompok Takfiri yang didukung negara-negara Barat selama tiga tahun terakhir.
Baca Juga: Setelah Turkiye dan Mesir, Prabowo Lanjutkan Kunjungan ke Qatar
Mahmoud menyatakan bahwa kelompok teroris Takfiri berusaha untuk melemahkan, membagi negara dan melemahkan perlawanan Suriah, tetapi AS, sekutunya negara-negara Barat dan sejumlah negara tertentu di kawasan Timur Tengah gagal memenuhi kehendak rakyat Suriah.
Para diplomat Suriah mengatakan terorisme telah berubah menjadi “ancaman besar” untuk negara-negara di kawasan dan di seluruh dunia, menekankan bahwa AS dan Barat secara langsung bertanggung jawab untuk itu.
Suriah telah dicengkeram oleh kekerasan mematikan sejak Maret 2011. Lebih dari 160.000 orang telah dilaporkan tewas dan jutaan mengungsi karena kekerasan dipicu oleh teroris Takfiri didukung asing.
Menurut laporan, kekuatan Barat dan sekutu regional mereka – terutama Qatar, Arab Saudi dan Turki – yang mendukung Takfiri melawan pemerintah yang sah dari Presiden Suriah Bashar al-Assad. (T/P010/EO2)
Baca Juga: Dipecat Microsoft, Ibtihal Dapat Tawaran Kerja Dari Pengusaha Kuwait
Mi’raj Islaamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Menlu Sugiono: Indonesia Bersedia Berikan Perawatan Medis untuk Warga Palestina