Yerusalem, 26 Ramadhan 1437/1 Juli 2016 (MINA) – Anggota Knesset (Parlemen) Israel, Hanin Zoabi diminta mundur sebagai anggota Knesset oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena Zoabi secara nyata mendukung Palestina di Knesset.
“Dengan tindakannya dan kebohongannya yang berseberangan dengan kita, dia tidak ada tempat di Knesset,” kata Netanyahu kepada Jaksa Agung Avichak Mandelblit, Demikian diberitakan PNN dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Permintaan tersebut datang menyusul kecaman Zoabi unyuk kejahatan Israel yang menargetkan warga Pelestina dan menyerukan diakhirinya blokade Gaza.
Sebelumnya, Rabu (29/6) Zoabi membuat kegemparan di Knesset yang mengecam keras serangan pasukan Israel yang menargetkan para aktivis Turki hingga tewas dalam armada kemamusiaan Freedom Flotilla pada 2010 lalu.
Baca Juga: Faksi Perlawanan Palestina Siap Perang Jangka Panjang Lawan Israel
“Pembunuhnya harus membayar kompensasi untuk keluarga korban Turki,” katanya dalam debat membahas kesepakatan baru yang ditandatangani antara Israel dan Turki.
Dukungan untuk Palestina
Tidak hanya itu, Zoabi menuntut pemerintah Israel meminta maaf kepada para korban di atas kapal Mavi Marmara yang melakukan aksi solidaritas dan untuk dirinya sendiri.
Selama perdebatan sengit itu, anggota Knesset yang geram dengan tingkah Zoabi berbondong-bondong mendekati podium untuk menyerangnya.
Baca Juga: 40.000 Muslim Palestina Shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa
“Ayo pukul saya ! Datang dan pukul saya,” Teriak Zoabi.
Kericuhan kemudian dihentikan oleh Wakil Ketua Knesset Hamar Amar (Yisrael Beytenu) yang meminta Zoabi untuk meminta maaf.
Namun, justru sebaliknya yang dilakukan Zoabi dengan mengatakan, “Para prajurit Israel yang membunuh yang seharusnya meminta maaf ! Anda perlu meminta maaf,” tegasnya.
Pihaknya menegaskan, Join List (koalisi partai-partai Arab-Israel) mengecam keras serangan tersebut yang dianggap serangan fasis.(T/P004/P2)
Baca Juga: Partai-Partai Ultra-Ortodoks Mundur dari Pemerintahan Netanyahu, Wajib Militer Jadi Pemicu
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)