Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DUNIA ISLAM HARUS BERPERAN AKTIF DALAM KONFLIK SURIAH

Admin - Senin, 9 September 2013 - 19:04 WIB

Senin, 9 September 2013 - 19:04 WIB

628 Views ㅤ

New York, 4 Dzulqo’dah 1434/10 September 2013 (MINA) – Imam masjid Islamic Centre of New York, Amerika Serikat, Muhammad Syamsi Ali menyeru kepada dunia Islam untuk berperan aktif dalam mencari solusi bagi konflik Suriah ditengah gencarnya Amerika menggalang dukungan untuk menyerang negara itu.

“Sebenarnya, sungguh-sungguh disayangkan, yang paling berkewajiban terlibat dalam menyelesaikan permasalahan Suriah adalah dunia Islam (tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam/OKI),” kata Syamsi Ali dalam akun resminya yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA) pada Selasa (10/9).

Ulama asal Indonesia itu mengungkapkan ratusan ribu manusia, anak-anak dan wanita telah menjadi korban konflik berkepanjangan itu. “Mereka adalah Muslim, saudara kita,” tegasnya.

Syamsi Ali, Ketua penasehat Masyarakat Muslim Indonesia-Amerika (IMSA) juga mengatakan, Suriah memiliki kedekatan sejarah dan aqidah dengan umat Islam.

Baca Juga: Badai Milton Picu Angin Badai Tropis di Florida 

Konflik di Suriah justru akan melemahkan perjuangan rakyat Palestina untuk memperoleh kemerdekaan dan melancarkan penjajah Israel untuk melakukan Yahudisasi total di kota Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha, sehingga menjadi ancaman bagi sejarah dan budaya Islam di negeri para Nabi itu.

”Secara agama, Suriah memiliki posisi penting yang diceritakan dalam hadits-hadits yang sudah pasti berkaitan dengan keimanan umat ini. Tapi yang paling utama adalah bahwa Assad jatuh, Suriah akan jatuh ke tangan orang lain yang akan semakin memperlemah perjuangan teman-teman di Palestina,” jelasnya.

Menurut Syamsi Ali, dalam menyikapi konflik di Suriah, umat Islam masih tersibukkan dengan permasalahan masing-masing dan kurang sensitif terhadap kondisi sesama saudaranya yang sedang menderita akibat krisis dan konflik.

“Lalu apakah umat ini hanya akan bisa menangis dan meratapi kesalahan orang lain? Kenapa Amerika yang disalahkan, sementara umat ini mencabik-cabik oleh umat Islam sendiri, apatis dan tidak mau tahu dengan penderitaan sesamanya?” ungkap dai asal Bulukumba, Sulawesi Selatan itu.

Baca Juga: PBB Khawatir Soal Distribusi 120.000 Senjata kepada Pemukim Israel

Dia juga mengungkapkan bahwa permasalahan yang dihadapi di Suriah merupakan pengalihan isu dari konflik internal yang sedang terjadi di Mesir.

“Ingat, kasus Suriah juga merupakan pengalihan yang nyata dari konflik internal Mesir. Akhirnya, umat ini tenggelam ke dalam dasar lautan dengan ombak yang dahsyat tanpa rimba,” paparnya lagi.

Bencana bagi Amerika

Bagi Amerika, intervensi militer di Suriah bertujuan untuk memperlihatkan “gigi”nya kepada Iran, memenuhi hasrat Israel, dan menjaga hubungan sekutu mereka dari kalangan Islam, yaitu Arab Saudi, Qatar, Turki, Bahrain, dan Uni Emirat.

Baca Juga: Biden Keluarkan Peringatan Badai Milton di Florida

Namun, Direktur Jamaika Muslim Centre itu menyatakan, serangan ke Suriah akan menjadi bencana bagi Amerika dan negara-negara sekutunya. Rakyat Amerika sendiri sebenarnya sudah muak dengan peperangan. Mereka lebih membutuhkan pekerjaan dan iklim perekonomian yang baik daripada melakukan peperangan.

“Jika AS jadi menyerang Suriah, maka negara itu dipastikan akan mengalami krisis keuangan yang parah. Selain itu, Obama tidak direstui oleh sebagian besar rakyatnya yang sudah muak dengan perang,” katanya.

Kesalahan fatal telah dilakukan oleh presiden terdahulu, George W. Bush yang menginvasi Afganistan dan Irak yang mengakibatkan defisit anggaran AS dan hutang negaranya hingga sekarang belum terbayar.

Obama juga sudah terjebak dalam konflik Libya pada 2011 lalu yang merugikan perekonomian di negara itu.

Baca Juga: Ribuan Massa Pro-Palestina di Washington Tuntut AS Hentikan Dukungan

“Tanpa mandat PBB dan ditambah dukungan setengah hati dari negara-negara Eropa, AS hanya akan mengulangi kesalahan sama seperti pada era Bush,” paparnya lagi.

Muhammad Shamsi Ali, M.A. lahir di BulukumbaSulawesi Selatan5 Oktober 1967. Saat ini, ia adalah Imam di Islamic Center of New York dan Direktur Jamaica Muslim Center, sebuah yayasan dan masjid di kawasan timur New YorkAmerika Serikat yang dikelola komunitas muslim asal Asia Selatan.

Syamsi Ali aktif dalam kegiatan dakwah Islam dan komunikasi antaragama di Amerika Serikat (terutama pantai timur). (L/P04/P02)

 

Baca Juga: AS Lancarkan 15 Serangan Terhadap Militan Houthi di Yaman

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda