Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Durham, Kota Pertama Amerika Hentikan Pelatihan Polisi oleh Militer Israel

sri astuti - Rabu, 10 Juni 2020 - 07:54 WIB

Rabu, 10 Juni 2020 - 07:54 WIB

9 Views

Carolina Utara, MINA – Durham, salah satu kota di negara bagian Carolina utara, AS telah melarang pelatihan pasukan kepolisiannya oleh militer Israel, sebagai akibat dari pembunuhan terhadap seorang warga kulit hitam George Floyd yang dilakukan polisi brutal di Minneapolis, negara bagian Minnesota.

Dewan Kota Durham memilih dengan suara bulat 6-0 untuk mengadopsi larangan itu, setelah petisi oleh aktivis mengumpulkan lebih dari 1.400 tanda tangan di tengah protes global terhadap rasisme dan kebrutalan polisi yang dipicu oleh pembunuhan Floyd. Dewan mengatakan larangan itu meluas ke negara mana pun yang menawarkan pelatihan gaya militer kepada kepolisiannya, MEMO melaporkan, Rabu (10/6).

“Pasukan Pertahanan Israel dan Polisi Israel memiliki sejarah panjang kekerasan dan bahaya terhadap orang-orang Palestina dan orang-orang kulit berwarna Yahudi,” Demiliter! Dari Durham2Palestine” ujar para aktivis dalam petisi mereka.

“Mereka tetap menggunakan taktik pembunuhan di luar proses pengadilan, kekuatan berlebihan, profil rasial dan penindasan keadilan sosial,” tambahnya.

Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris

“Taktik ini semakin memiliterisasi pasukan polisi AS yang berlatih di Israel, dan pelatihan ini membantu polisi menteror komunitas kulit hitam dan cokelat di AS,” kata petisi itu.

Langkah ini menjadikan Durham kota pertama yang melarang pelatihan pasukannya oleh polisi dan militer Israel. Namun, akan lebih banyak yang mengikuti ketika pihak berwenang di seluruh AS mengambil tindakan drastis guna mengatasi rasisme anti-Hitam dan kebrutalan polisi di tengah beberapa protes terbesar di negara itu.

Sejumlah kelompok hak asasi manusia dan aktivis telah mengklaim bahwa penggunaan kekuatan mematikan dipicu oleh pertukaran informasi dua arah dan pelatihan antara polisi berpangkat tinggi yang bertanggung jawab atas kekerasan ini di AS dan pejabat keamanan Israel.

Kematian Floyd memicu curahan kemarahan publik tentang kebrutalan polisi yang bermotif rasial, memicu seruan untuk penggundulan departemen kepolisian di Amerika dan mereformasi kurikulum sekolah untuk memasukkan sejarah kolonial

Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan

Pekan lalu, mayoritas anggota dewan di Minneapolis, tempat Floyd terbunuh, telah memilih untuk menghapuskan departemen kepolisian kota, kurang dari dua minggu setelah pembunuhan Floyd yang tidak bersenjata. (T/R7/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Israel Caplok Golan, PBB Sebut Itu Pelanggaran

Rekomendasi untuk Anda