Ukhuwah Islamiyah, atau persaudaraan dalam Islam, merupakan konsep fundamental yang menjadi perekat hubungan antar sesama muslim. Namun, dalam perjalanannya, sering kali terdapat hambatan atau “duri” yang dapat merusak ikatan persaudaraan ini. Memahami dan menghindari duri-duri tersebut menjadi kewajiban setiap muslim untuk menjaga keutuhan umat. Berikut adalah duri-duri ukhuwah yang harus diketahui dan dihindari oleh seorang muslim agar ukhuwahnya berkembang baik.
Pertama, su’udzSalah satu duri tama dalam ukhuwah adalah su’udzan atau berprasangka buruk. Islam mengajarkan untuk selalu berprasangka baik (husnudzan) kepada sesama muslim. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta.” (HR. Bukhari dan Muslim). Prasangka buruk dapat memicu konflik dan perpecahan dalam komunitas muslim.
Kedua, ghibah atau menggunjing juga menjadi duri yang tajam dalam ukhuwah. Membicarakan keburukan orang lain di belakangnya, meskipun itu benar, termasuk perbuatan yang dilarang dalam Islam. Allah SWT mengumpamakan ghibah seperti memakan daging saudaranya yang sudah mati, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an Surah Al-Hujurat ayat 12.
Ketiga, namimah atau adu domba merupakan duri lain yang harus dihindari. Menyebarkan informasi dari satu pihak ke pihak lain dengan tujuan menimbulkan perselisihan adalah tindakan yang sangat dibenci dalam Islam. Nabi Muhammad SAW bahkan menegaskan bahwa pelaku namimah tidak akan masuk surga (HR. Muslim).
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Keempat, hasad atau iri hati terhadap nikmat yang dimiliki orang lain juga dapat merusak ukhuwah. Sifat ini dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang merugikan saudaranya. Islam mengajarkan untuk senantiasa bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah dan mendoakan kebaikan bagi saudara muslim lainnya.
Kelima, takabur atau kesombongan menjadi penghalang dalam membangun ukhuwah yang kuat. Merasa diri lebih baik atau lebih tinggi derajatnya dari orang lain dapat menimbulkan sikap merendahkan sesama muslim. Nabi Muhammad SAW mengingatkan bahwa tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan seberat biji sawi (HR. Muslim).
Keenam, sukhiriyah atau mengolok-olok saudara muslim lainnya juga termasuk duri yang harus dihindari. Tindakan ini dapat melukai perasaan dan harga diri seseorang, serta berpotensi menimbulkan permusuhan. Al-Qur’an dengan tegas melarang perbuatan ini dalam Surah Al-Hujurat ayat 11.
Ketujuh, bakhil atau kikir dalam membantu saudara muslim yang membutuhkan juga dapat melemahkan ikatan ukhuwah. Islam mengajarkan untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Sikap kikir tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga menghambat terwujudnya masyarakat muslim yang solid dan sejahtera.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Kedelapan, ghuluw atau berlebih-lebihan dalam beragama dapat menjadi duri yang memecah belah umat. Sikap ekstrem dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam sering kali menimbulkan perpecahan dan konflik internal umat Islam. Nabi Muhammad SAW mengingatkan untuk menjauhi sikap ghuluw ini.
Ghuluw dapat menyebabkan seseorang menjadi kaku dalam beragama dan sulit menerima perbedaan pendapat, yang pada akhirnya dapat memecah belah umat.
Kesembilan, tafriqah atau perpecahan juga merupakan duri yang harus diwaspadai. Perbedaan pendapat dalam masalah furu’iyah (cabang) agama seringkali menjadi pemicu perpecahan umat. Padahal, Islam mengajarkan untuk bersatu dalam perkara ushul (pokok) dan bertoleransi dalam perkara furu’.
Kesepuluh, su’ul khuluq atau buruk perangai menjadi penghalang dalam membangun ukhuwah yang harmonis. Akhlak yang buruk dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman dan enggan menjalin hubungan persaudaraan. Islam sangat menekankan pentingnya akhlak yang baik dalam berinteraksi dengan sesama muslim.
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Kesebelas, zhulm atau berbuat zalim terhadap saudara muslim lainnya juga termasuk duri yang harus dihindari. Kezaliman dapat berupa ucapan maupun perbuatan yang merugikan atau menyakiti orang lain. Islam mengajarkan untuk selalu berbuat adil dan menghindari segala bentuk kezaliman.
Keduabelas, tatabbu’ al-‘aurat atau mencari-cari kesalahan dan aib orang lain juga dapat merusak ukhuwah. Perilaku ini tidak hanya melanggar privasi seseorang tetapi juga dapat menimbulkan fitnah dan permusuhan. Islam mengajarkan untuk menutupi aib saudara muslim, bukan mencari-carinya.
Ketigabelas, khiyanah atau berkhianat terhadap amanah yang diberikan oleh saudara muslim merupakan duri yang sangat berbahaya bagi ukhuwah. Pengkhianatan dapat menghancurkan kepercayaan yang menjadi fondasi penting dalam hubungan persaudaraan. Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa salah satu tanda orang munafik adalah jika ia berkhianat ketika diberi amanah.
Keempatbelas, tabaghudh atau saling membenci antar sesama muslim juga menjadi duri yang harus dihindari. Kebencian dapat membutakan hati dan mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang merugikan saudaranya. Islam mengajarkan untuk saling mencintai karena Allah dan menghilangkan kebencian dari hati.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Dengan memahami dan menghindari duri-duri ukhuwah tersebut, seorang muslim dapat berkontribusi dalam membangun dan memperkuat ikatan persaudaraan dalam komunitas muslim. Hal ini pada akhirnya akan menciptakan masyarakat Islam yang harmonis, saling mendukung, dan menjadi rahmat bagi seluruh alam sebagaimana yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat