Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Duta Al-Quds: Gerakan Subuh Agung Tanda Kemenangan Pembebasan Al-Aqsa

Ali Farkhan Tsani - Jumat, 21 Februari 2020 - 09:29 WIB

Jumat, 21 Februari 2020 - 09:29 WIB

3 Views

Bekasi, MINA – Duta Al-Quds Ali Farkhan Tsani mengatakan, “Gerakan Subuh Agung” berjamaah di masjid-masjid sebagai tanda Pembebasan Masjid Al-Aqsa dan Palestina dari penjajahan Israel.

Ia menyampaikan dalam kuliah subuh di Masjid Jami Baitul Muttaqin Jl Pangeran Jayakarta Bekasi, Jawa Barat, Jumat (21/2).

Subuh Agung merupakan upaya menggerakkan umat Islam untuk salat Subuh berjamaah di masjid, di samping menghidupkan sunnah Nabi, juga sebagai gerakan kebersamaan seperti yang sedang berlangsung di Masjidil Aqsa dan masjid-masjid lainnya di Palestina,” ujar Ali yang juga Redaktur Senior Kantor Berita MINA.

Menurutnya, gerakan Subuh Agung tiap Jumat pagi di Palestina, baik di Tepi Barat maupun di Jalur Gaza telah berlangsung sejak tiga pekan ini.

Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya

“Gerakan ini cenderung terus meningkat jumlahnya, sehingga pasukan keamanan Israel kewalahan menghadangnya. Bahkan ada beberapa pasukan keamanan Israel yang kabarnya tewas karena kelelahan menghalau warga sejak semalaman hingga pagi,” ujar Alumni Muassasah Al-Quds Ad-Dauly Yaman tersebut.

Gerakan Subuh Agung adalah respon langsung dari penolakan warga Palestina terhadap rancangan Kesepakatan Abad Ini yang diumumkan Presiden AS Donald Trump akhir Januari lalu, dan didukung PM Israel Benjamin Netanyahu.

Menurutnya, pasal-pasal rancangan jelas sangat merugikan pihak Palestina, di antaranya adalah penyebutan realitas solusi dua negara tanpa merujuk pada kesepakatan batas wilayah sebelumnya dan Resolusi-Resolusi PBB terkait Palestina. Bahkan Palestina tidak punya wewenang dan tidak boleh menangani keamanan, alias tidak boleh mempunyai pasukan tentara.

“Tidak kalah merugikannya adalah penyebutan Yerusalem sebagai ibukota abadi yang tidak dibagi Negara Israel. Sementara untuk Palestina, Trump mengarahkan ibu kotanya di bagian kecil Yerusalem Timur, yaitu Abu Dis. Abu Dis itu dibatasi tembok pemisah yang tinggi,” lanjutnya.

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

Ali Farkhan juga mengingatkan bahwa rancangan Trump hanya akan semakin memperkuat cengkeraman penjajahan Israel atas Palestina. “Bagaimana tidak, jika itu diterapkan, Palestina hanya akan kebagian 15 persen saja dari tanah airnya.”

Karenanya, segala isi rancangan itu harus ditolak, karena tidak sesuai dengan hak-hak asasi warga Palestina dan itu bertentangan dengan hokum internasional dan kemanusiaan.

Untuk itu, ia mengajak kaum Muslimin untuk beramai-ramai memakmurkan masjid-masjid dimulai pada Subuh berjamaah, sebagai tanda ketundukan pada perintah Allah dan menyambur kemenangan, imbuhnya menyebutkan keutamaannya seperti tercantum pada Surat Al-Isra ayat 78 dan 79.

Dampak yang diharapkan tentu, gerakan Subuh Agung akan memberikan pesan kuat pada perjuangan pembebasan Al-Aqsha dan Palestina, atas dukungan seluruh kaum Muslimin di manapun berada, termasuk dari bumi Indonesia sebagai negara dan rakyat yang konsisten mendukung Palestina. (L/R8/RS2)

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda