Tangerang, MINA – Duta Al-Quds Internasional Ali Farkhan Tsani mengatakan hubungan Indonesia dan Palestina telah berlangsung sangat lama, sejak jaman kerajaan di nusantara.
“Kesultanan Demak pada abad ke-15 menunjukkan hubungan Indonesia dan Palestina, ditandai dengan dibangunnya Masjidil Aqsa Menara Kudus yang mengacu pada Masjidil Aqsa di Palestina,” ujar Ali Farkhan pada Daurah Al-Maqdisiyah Volume 3 Kajian Buku Hubungan Indonesia Palestina, yang diselenggarakan oleh Syubban Fatayat (pemuda & pemudi) Banten di Masjid Al-Hidayah Cengkok, Balaraja, Tangerang, Banten, Ahad (25/5).
Demikian juga Kota Kudus menunjukkan Kota Al-Quds, dan Gunung Muria di Kudus dihubungkan dengan Gunung Moria di Palestina, lanjutnya.
Ia juga menambahkan kaitan Indonesia Palestina ditandai dengan eratnya hubungan antara Kesultanan Aceh dengan Kesultanan Turki Utsmani.
Baca Juga: PBB: Merampas Makanan Warga Sipil di Gaza Termasuk Kejahatan Perang
Ketika menghadapi kekuatan Belanda dan Portugis yang hendak menguasai Selat Malaka, Sultan Alauddin Aceh minta dukungan bantuan dari Turki Utsmani. Maka, Sultan Suleiman I pun mengirim bantuan militer berupa 22 kapal perang dengan 300 pasukan terlatih.
“Salah satu panglima dalam pasukan itu bernama Syaikh Muthalib Ghazi bin Mustafa Ghazi, ulama keturunan dari Palestina,” ujar alumni Muassasah Al-Quds Ad-Dauliyyah Yaman tersebut.
Syaikh Muthalib, yang kemudian dikenal dengan nama Teungku Chik Di Bitai bersama yang lain mendirikan Akademi Militer Ma’had Baitul Maqdis di Aceh.
“Dari pendidikan militer itu lahir salah satu lulusan terbaiknya, Laksamana Malahayati, yang menjadi panglima perang memimpin Pasukan Inong Bale, beranggotakan 2.000 prajurit janda Muslimah menghadapi pasukan Belanda,” imbuhnya.
Dukungan Palestina
Baca Juga: 50 Tahun Konsumen Tertipu, Restoran Legendaris Ini Diam-Diam Jual Makanan Non-Halal, DPR Geram!
Ali Farkhan Tsani yang juga Redaktur Senior Kantor Berita MINA menambahkan, hubungan Indonesia Palestina juga ditandai dengan kuatnya suara Indonesia untuk perjuangan Palestina yang diduduki Inggris bersama Zionis Yahudi sejak 1920-an, setelah Deklarasi Balfour 1917.
Tokoh-tokoh Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah tahun 1930-an sudah menyuarakan isu Palestina dengan mengadakan Rajaban bertema Palestina, donasi, qunut nazilah, menyuarakan ke dunia Arab hingga penerbitan tulisan.
Pada masa kemerdekaan pun, Pendiri bangsa Presiden pertama Bung Karno meneriakkan dalam pidatonya tahun 1962, “Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.”
Sebaliknya dukungan Palestina, walau belum diakui sebagai negara merdeka, sangat kuat dalam menyuarakan kemerdekaan Indonesia. Mufti Palestina Amin Al-Husaini tahun 1944 menyerukan dunia Arab untuk mendukung kemerdekaan Indonesia. Hingga kemudian negara-negara Arab mengakui kemerdekaan Indonesia, dan Indonesia diakui dunia.
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Hari Ini Tidak Sehat
“Sementara Palestina hingga kini belum diakui secara resmi sebagai negara yang berdaulat di dunia internasional,” lanjutnya.
Demikian pula pengusaha media asal Palestina, Ali Taher di Mesir rela merogoh dananya dari rekening-rekeningnya untuk membantu perjuangan di awal-awal kemerdekaan Indonesia.
“Kita punya hutang sejarah terhadap Palestina, dan hutang itu harus dibayar dengan berbagai hal, mulai dari donasi, aksi-aksi, diplomasi, daurah, doa, dan sebagainya. Walau itu kelihatannya kecil dan sepele, tapi kalau dikaitkan dengan Masjidil Aqsa, itu akan menjadi mulia dan berkah,” lanjut Ali Farkhan, yang juga penulis beberapa buku kepalestinaan.
Daurah Al-Maqdisiyah Syubban Fatayat Banten sebelumnya pada Volume pertama membahas Buku “Masjidil Aqsa Tanggung Jawab Seluruh Umat Islam”, dan Volume Kedua membahas buku “Bumi Palestina Milik Bangsa Palestina”.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Selasa Ini Berawan dan Berpotensi Hujan Ringan
Ketiga buku tersebut merupakan rangkaian Buku Trilogi Pembebasan Al-Aqsa Palestina karya Imaam Yakhsyallah Mansur dan Ali Farkhan Tsani, yang diterbitkan oleh Penerbit Aqsa Working Group (AWG) sdan Penerbit MINA. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kemlu RI: Indonesia Konsisten di Garda Depan Lawan Penjajahan Israel