Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Duta Al-Quds: Palestina Negeri Para Nabi Sebagai Muslim, Bukan Yahudi

Redaksi Editor : Widi Kusnadi - 23 jam yang lalu

23 jam yang lalu

15 Views

Peserta Tadrib Al-Quds dan Palestina untuk Muslimah yang diselenggarakan oleh Maemuna Center Indonesia di Aula Muhyiddin Hamidy Kompleks Pondok Pesantren Al-Fatah Pasirangin, Cileungsi, Bogor, Jabar, dan berlangsung secara online juga, pada Sabtu, 31 Mei 2025. (Dok Maemuna Center Indonesia)

Bogor, MINA – Duta Al-Quds Ali Farkhan Tsani menegaskan bahwa Palestina adalah negeri para Nabi sebagai Muslim yang mengajarkan tauhid kepada Allah, bukan sebagai Yahudi.

“Seluruh Nabi sejak Nabi Adam yang membangun pondasi awal Masjidil Aqsa, Nabi Ibrahim yang datang dan kemudian menjadi warga setempat, termasuk Nabi Ishaq, Ya’qub, Dawud, Sulaiman, hingga Nabi Isa, semua sebagai Muslim, tidak ada satupun  sebagai Yahudi. Yahudi sekarang yang datang dari berbagai penjuru dunia ke Palestina datang untuk menjajah tanah milik bangsa Palestina,” ujarnya pada acara Tadrib Al-Quds dan Palestina untuk Muslimah yang diselenggarakan oleh Maemuna Center Indonesia Wilayah Markaz 1 di Auditorium Muhyiddin Hamidy Kompleks Pondok Pesantren Al-Fatah Pasirangin, Cileungsi, Bogor, Jabar, dan berlangsung secara online juga, pada Sabtu (31/5).

Menurutnya, dalam pertemuan bertema “Menguatkan Kesadaran Muslimah tentang Al-Quds dan Palestina Melalui Sejarah Dan Media” itu, kalau netizen mencari informasi tentang siapa sosok Nabi Ibrahim, Ya’qub, Dawud dan Sulaiman, semua dikaitkan dengan agama Yahudi. Bagaimana mungkin mereka beragama Yahudi, sementara mereka para Nabi itu hidup sebelum agama Yahudi ciptaan manusia lahir.

“Ini klaim Yahudi atas nama sejarah yang diputarbalikkan, yang harus kita bantah. Maka kita perlu generasi muda yang menekuni bidang sejarah Islam untuk meluruskan sejarah yang selama ini banyak diselewengkan untuk kepentingan Yahudi,” ujar Ali Farkhan yang merupakan alumni Mu’assasah Al-Quds Ad-Dauliyyah Sana’a, Yaman, lembaga kajian seputar Al-Aqsa dan Palestina, di bawah asuhan Syaikh Prof. Dr. Mahmoud Mohammad Shiyam, Imam dan Khatib Masjidil Aqsa era 1990-an.

Baca Juga: Arab Saudi Terapkan Aturan Baru untuk Penerbitan Visa Umrah

Perlunya Belajar Sejarah Islam

Ali Farkhan Tsani menambahkan, kalau generasi muda mempelajari isu seputar Al-Aqsa dan Baitul Maqdis, maka itu berarti sekaligus sedang mengkaji kandungan Al-Quran, Al-Hadits, sejarah Islam, dan geopolitik internasional.

“Termasuk bagaimana kemudian kaum Yahudi yang dimotori gerakan politik Zionisme menduduki dan menjajah tanah Palestina, atas surat pengantar dari Menteri Luar Negeri Inggris Raya Balfour tahun 1917, dan pembagian tanah Palestina oleh resolusi PBB nomor 181 tahun 1947, yang membagi Palestina menjadi dua bagian, 55 persen untuk Yahudi dan 45 persen untuk Arab Palestina,” ujar Redaktur Senior Kantor Berita MINA tersebut.

Ia mempertanyakan, “Bagaimana mungkin para pendatang, penjajah yang datang merampas tanah milik bangsa Palestina memiliki hak atas tanah tersebut? Bagaimana mungkin pula PBB akan memberikan kemerdekaan kepada Palestina sebagai satu negara dari dua Negara, two state solution, sementara PBB sendiri yang membagi Palestina.”

Baca Juga: Update Korban Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon, Total 19 Orang

Ketika kaum Yahudi memproklamasikan Negara Israel tahun 1948 di tanah jajahan, di Palestina, PBB segera mengakuinya sebagai anggota tahun 1949. “Sementara Palestina yang memproklamasikan negaranya tanggal 15 November 1988, sampai saat ini belum diakui sebagai negara yang merdeka dan berdaulat,” imbuhnya.

Saat ini ketika warga Gaza terus dibombardir hingga puluhan ribu terbunuh, kelaparan, tidak ada makanan dan obat-obatan, tenaga medis dan jurnalis juga banyak yang menjadi sasaran pembunuhan, PBB tak kuasa apa-apa menghentikan genosida di depan mata dunia.

Sementara negara-negara tetangga Palestina malah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Para penguasa Timur Tengah juga menyambut kedatangan Presiden AS Donald Trump dengan sambutan tamu kehormatan yang dimuliakan diiringi tarian rambut panjang remaja-remaja putri, dan memberikan investasi puluhan ribu triliun untuk Trump.

“Sementara dari kebijakan Trump dikirim bom dan berbagai senjata ke Israel untuk membunuhi warga Palestina,” lanjutnya.

Baca Juga: Amirulhaj RI Mulai Bertugas di Makkah

Namun demikian, Ali Farkhan Tsani menegaskan bahwa Allah sudah menjanjikan kemenangan pada akhirnya berada di pihak kaum Muslimin, seraya ia menguraikan kandungan Surat Al-Isra.

“Kata kuncinya kuatkan kehidupan berjama’ah di kalangan kaum Muslimin, istiqamah, terus meningkatkan kualitas literasi tentang Al-Aqsa dan Palestina, dan menggunakan media sosial dan media massa untuk menyebarluaskan informasi seputar perjuangan umat Islam.

Kegiatan Tadrib Al-Quds dan Palesatina diselenggarakan oleh Maemuna Center Indonesia, yang merupakan yayasan filantropi yang fokus pada perjuangan perempuan untuk Al-Aqsa dan Palestina, di bawah naungan lembaga kepalestinaan Aqsa Working Group (AWG).

Maemuna Center Indonesia saat ini yang dipimpin Onny Firyanti Hamidi, tengah menginisiasi pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) di Jalur Gaza. RSIA di Jalur Gaza akan dibangun begitu gencatan senjata berlaku dan bantuan bisa masuk ke Jalur Gaza. []

Baca Juga: Jamaah Haji Terakhir Diberangkatkan, Jabar Terbanyak

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda