Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DUTA AL-QUDS IMBAU UMAT ISLAM BERSATU

Rendi Setiawan - Ahad, 9 Agustus 2015 - 20:03 WIB

Ahad, 9 Agustus 2015 - 20:03 WIB

441 Views

Duta Al-Quds, Ali Farkhan Tsani. (Dok. MINA)
Duta <a href=

Al-Quds, Ali Farkhan Tsani. (Dok. MINA)" width="225" height="300" /> Duta Al-Quds, Ali Farkhan Tsani. (Dok. MINA)

Bekasi, 24 Syawal 1436/9 Agustus 2015 (MINA) – Duta Al-Quds, Ali Farkhan Tsani mengimbau umat Islam di seluruh dunia untuk bersatu di bawah satu kepemimpinan sebagai bentuk ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam.

“Umat Islam perlu mempersatukan langkah pada satu kepemimpinan, bersatu bukan berarti harus ada kekuasaan, sebagaimana dahulu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pertama kali menjadi nabi, beliau hanya bersama istrinya Khadijah,” katanya saat memberikan tausiyah di Masjid Baitul Muttaqin, Bekasi, Ahad (9/8) siang.

“Hal itu tidak menggugurkan kenabian Muhammad, meskipun beliau tidak memiliki kekuasaan,” imbuhnya.

Menurutnya, kondisi umat Islam saat ini yang mengharuskan umat Islam untuk bersatu di bawah satu kepemimpinan. “Apa yang terjadi di Timur Tengah seharusnya bisa menjadi pelajaran untuk kita. Di Suriah,  Mesir, Afghanistan, dan Yaman, musuh Islam berhasil mengadu domba umat Islam, menghembuskan isu Sunni-Syiah, maka tidak mungkin kita bisa membebaskan mereka tanpa bersatu,” tegasnya.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa pada akhirnya yang menjadi korbannya adalah umat Islam. “Tidak ada satu pun orang Yahudi, juga Nasrani menjadi korban, baik di situasi Suriah, Yaman, Mesir,” ujar Sekretaris Redaksi Kantor Berita MINA (Mi’raj Islamic News Agency) itu.

“Ini apa artinya? Artinya bahwa seluruh korbannya adalah umat Islam, Bahkan para ulama pun menjadi korban, salah satunya Syaikh Ramadhan Al-Buthi yang sedang mengajar di masjid, di bom,” katanya.

Dari kondisi yang seperti itu, katanya, tidak mungkin umat Islam menunggu khilafah muncul dari Timur Tengah. “Apa yang kita harapkan dari kondisi yang seperti itu,” tanyanya.

Dia menyatakan bahwa sejak Amerika Serikat (AS) menginvasi Irak pada 2001 lalu, kehidupan di negara kaya minyak itu menjadi hancur. “Bukan kedamaian yang terjadi di Irak. Yang terjadi adalah masjid-masjid hancur, perekonomian merosot setelah invasi AS. Inilah akibatnya jika dunia bukan umat Islam yang mengendalikan,” katanya. (L/P011/R03)

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Internasional
Indonesia
MINA Health
Amerika
Amerika